Mohon tunggu...
Anis Ceha
Anis Ceha Mohon Tunggu... Guru - Belajar dari setiap ceruk ukiran peristiwa

Belajar dari setiap ceruk ukiran peristiwa

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya (2): Mengambil Kebaikan Bingkai "Penjara Eropa Timur"

23 September 2022   08:08 Diperbarui: 23 September 2022   08:26 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Jika kita amati lagi dalam cerita tersebut, terdapat bagian yang menyatakan “bahwa kadang kita ingin menghukum orang lain karena kita sendiri berduka”. Hal ini benar adanya, secara kita adalah manusia biasa bukan nabi bukan pula malaikat. Tetapi di dalam diri setiap manusia ada bersemayam Sebagian atau sedikit dari sifat-sifat ketuhanan, manusia yang baik hati dan welas asih pun di dalamnya sudah ada disematkan sifat-sifat ketuhanan jika kita mau memahaminya secara khusus.

Sebaliknya, memang secara tak langsung ada sebagian dari kita merasa bahwa orang lain harus paham penderitaan/kesusahan yang sedang kita alami karena kita mengharapkan simpati/empati juga belas kasihan dalam berbagai hal. Ini tak dapat kita pungkiri. Mungkin hanya sebagian orang saja yang benar-benar cuek dan masa bodoh dengan kesusahannya ketika fokus melibatkan diri ke dalam suatu perkumpulan atau komunitas yang membawanya pada dampak positif. Mau tidak mau, marilah kita merenungkan sejenak dan menyadari bahwa hal seperti ini kerapkali terjadi pada diri kita. Untuk selanjutnya, belajar menyadari dan memaafkan diri sendiri adalah kunci.

Sedangkan di bagian akhir cerita tersebut, kita seyogyanya belajar memberikan pujian kepada siapapun yang kita anggap nakal, karena anggapan belum tentu benar. Susah memang, tetapi belajar memberikan sesuatu yang positif dalam hal ini “pujian baik” akan memberikan dampak yang luar biasa bahkan kepada yang kita anggap “buruk/salah” sekalipun. Tentu kita yang merasa “baik/benar” akan berat melakukannya. Tetapi percayalah semuanya adalah proses belajar. Bahkan belajar meratakan pundak bahwa kita pun belum tentu baik dan benar dari apa yang kita anggap buruk dan salah. Dengan pujian, hidup akan menjadi lebih damai, baik dari si pemberi pujian apalagi si penerima pujian. Sooo… pujilah tulisanku ini yaaa agar terus bersemangat menuliskan kebaikan-kebaikan. Salam😊

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun