Mohon tunggu...
Anisa Rahayu Bahtiar
Anisa Rahayu Bahtiar Mohon Tunggu... Guru - Bukan siapa-siapa

Seorang wanita yang seringkali membiarkan penanya menari untuk menjadi semburat senyuman di ujung bibir.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hingga Detik Paling Akhir

20 September 2022   15:45 Diperbarui: 20 September 2022   15:52 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita hanya sanggup berpandangan kawan, tapi tak pernah mampu untuk saling bergenggaman

mungkin karena kita berbeda kepercayaan,

aku percaya Tuhanku Allah, dan kau percaya Tuhanmu adalah Allah juga

mugkin juga karena kita beda cara bersalaman,

caraku layaknya orang Indonesia pada umumnya, sedangkan kau begitu pula

bisa saja karena kita berbeda bendera,

benderaku suci dan berani namun benderamu berwarna-warna hingga membuat mataku seringkali merasa sakit; kesilauan.

Kawan,

jika besok kau menemukanku terkapar di kamar kostku yang apek

percayalah sejak jumpa kita yang pertama aku selalu memelukmu erat hingga detik paling akhir.

Sukabumi, 29 Februari 2016 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun