Aanisah Haryuningtyas
Pandemi Covid-19 yang telah menyebar dan masuk ke Indonesia sejak maret 2020 belum juga usai. Sudah hampir satu tahun Indonesia sedang berjuang melawan wabah dan dampaknya yang melumpuhkan beberapa aktivitas masyarakatnya.
Per tanggal 9 Februari 2021, kasus Covid-19 bertambah 8.700 kasus dan telah menjangkit 1.174.779 orang di Indonesia. Penerapan PKKM (Pembatasan Kegiatan Masyarakat) ternyata belum efektif untuk mengurangi jumlah apsien positif Covid.Â
Masyarakat harus menghadapi wabah dan iklim di Indonesia yang sedang memasuki musim penghujan.Â
Walau banyak tantangan yang sedang dihadapi, masyarakat di bantu mahasiswa dari Universitas Diponegoro yang sedang melaksanakan KKN di domisilinya masing-masing tengah berjuang bersama-sama bangkit dan tidak terpuruk pada keadaan.Â
Salah satunya, di Kabupaten Bogor. Telatnta di kelurahan Padasuka. Terdapat rumah produksi yang menghasilkan panganan lokal dengan memanfaatkan kekayaan yang ada di daerahnya dalam menghasilkan pangamam lokal yang tentunya berbeda dari panganan yang sama namun berbahan baku sama apda umumnya.Â
Sayangnya, inovasi tersebut belum berjalan bersamaan dengan pengetahuan masyarakat mengenai panganan lokal dengan penyajian yang tidak sama seperti pada umumnya.Â
Rumah produksi milik Ibu Dewi salah satunya. Dengan memanfaatkan tepung dari talas yang merupakan panganan khas Bogor yang diolah menjadi Eggroll.Â
Mahasiswa bersama program KKN miliknya yang bertujuan untuk melakukan pembangunan secara berkelanjutan akhirnya mulai melirik usaha Eggroll dari Talas dan berusaha untuk mengajarkan cara melakukan Marketing dan Branding melalui media sosial.Â
Bukan tanpa sebab, media sosial menjadi pilihan semua orang ketika terjadi pembatasan kegiatan selama masa pandemi ini. Melihat itu mahasiswa ingin menyebarkan pangannan lokal ini agar dapat menjangkau seluruh masyarakat dan meningkatkan pendapatan yang diperoleh oleh usaha rumahan di masa pandemi seperti saat ini