Mohon tunggu...
Anisah Arief
Anisah Arief Mohon Tunggu... Guru - Hitam putih

Seseorang yg mengagumi senja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pager Ayu

1 April 2021   15:34 Diperbarui: 1 April 2021   15:38 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seraut wajah sendu, menatap kosong pada daun kering yang diterbangkan angin. Pikirannya melayang pada wajah manis penuh wibawa, rekan kerjanya. 

"Apakah aku salah? " Sebuah pertanyaan dari sepenggal percakapan dengan Nia tadi siang, kembali berkelebat di depannya. 

"Tidak ada yang salah jika kita jatuh cinta" Hening sejenak menyapa hati yang gundah " Hanya saja... "Nia berhenti sejenak menyusun kata. Aku memandang nya gelisah

" Hanya saja, kau harus konsekuen dengan pilihan cintamu itu. Dengan siapa kau jatuh cinta dan statusnya sekarang ini" Nia menatap keluar memberi waktu padaku untuk berfikir. 

"Harusnya, kau sadar dan menahan diri. Cinta itu tidak egois harus memiliki. Cinta itu adalah rangkaian kesabaran yang teruji oleh waktu. Apalagi dengan statusnya saat ini. Dia memang sudah 6 bulan tidak serumah dengan istrinya. Tapi kau harus ingat dia belum bercerai. Dan perceraian itu sah jika dibuktikan dengan surat dari pengadilan. Jika kau masuk di sela-sela itu, kau dianggap merusak pager ayu". Aku menoleh jenggah pada Nia

"Apa yang kukatakan memang menyakitkan tapi itu adalah kenyataan yang harus kau hadapi. Termasuk menyingkir jika dia memutuskan kembali pada istrinya". Aku tersenyum kecut, kenapa aku tak berpikir ke arah itu. Kemungkinan itu bisa saja terjadi. 

Cinta kadang datang tak diduga, ketika kita merasa nyaman bersamanya kita menyebut jatuh cinta. Terkadang kita terlalu cepat mengambil kesimpulan. Tanpa menyeleksi kenapa kita merasa nyaman bersamanya, karena hartanya kah, ? Jabatannya kah? atau wajahnya kah? 

Cinta hanya masalah hati, jangan tetapkan hati jika tak pasti, itu hanya akan membuat lara di hati. 

Aku memandang tak percaya, melihat Dia membukakan pintu mobil untuk istrinya dengan mesra. Hatiku hancur, terngiang kata-kata Nia kepadaku

"Aja ngerusak pager ayu, merusak rumah tangga seseorang adalah dosa yang sangat besar. Apa yang telah kau lakukan padanya adalah salah satu perbuatan merusak pager ayu, memberi perhatian dan kasih sayang disaat Dia sedang ada masalah dengan istrinya, itu contohnya. Biarkan Dia menyelesaikan persoalan rumah tangganya terlebih dulu, jika Dia sudah bercerai, baru kau bisa menetapkan hati padanya"

Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan lega, setidaknya aku tahu dimana hati harus kutetapkan.

Medio, hujan di awal April

Untuk seorang teman, thanks

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun