Mohon tunggu...
Anisa Saharani
Anisa Saharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswi aktif jurusan studi Akuntansi Sekolah Vokasi IPB

hanya mahasiswa biasa yang menyukai banyak hal baru dan tantangan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penyebab Kegagalan Sistem Pembelajaran Daring karena Gadget Itu Sendiri

17 Juli 2021   12:14 Diperbarui: 17 Juli 2021   13:14 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Saat ini dunia sedang dilanda oleh suatu virus yang dikenal sebagai COVID-19. Virus tersebut telah mewabah di Indonesia sejak bulan Februari lalu. Sehingga, seiring dengan berjalannya waktu, korban yang terpapar oleh virus ini pun semakin bertambah. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya penularan virus tersebut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pun menerbitkan surat edaran pertanggal 24 Maret 2020 yang mengatur pelaksanaan pendidikan pada masa darurat penyebaran COVID-19, yaitu kebijakan "Pembelajaran daring". Kebijakan ini pun dinilai tepat untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah. 

Sementara itu pembelajaran daring ialah pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh dengan bantuan internet. Menurut Oktafia Ika dan Siti Sri (2020) Dalam pembelajaran daring dibutuhkan sarana dan prasarana, berupa laptop, komputer, smartphone, dan bantuan jaringan internet. Oleh karena itu, Pemerintah pun turut berpartisipasi dalam membantu mewujudkan kebijakan belajar daring ini. Subsidi kuota untuk para siswa dan mahasiswa di Indonesia adalah salah satu bentuk dukungan pemerintah untuk mewujudkan pembelajaran daring ini. 

Kendati demikian, nyatanya implementasi pembelajaran daring ini masih menyisakan problem tersendiri. Banyak dari kalangan pelajar maupun pengajar kerap mengeluhkan proses pembelajaran daring ini. Sehingga, beberapa dari mereka pun menganggap gadget mempunyai dampak yang buruk bagi prestasi siswa. Menurut Nur Astuti (2019) Dampak negatif dari penggunaan gadget yang berlebihan mengakibatkan menurunnya konsentrasi belajar pada anak, anak mudah lupa dan susah mencerna materi pelajaran sehingga menurunkan prestasi belajar disekolah.

Sehingga, muncullah anggapan bahwa pembelajaran daring ini gagal karena faktor gadget itu sendiri. Padahal, pada nyatanya gadget tidaklah selalu berdampak negatif bagi prestasi belajar siswa. Menurut Deli Marlina (2021) Dari sisi positif manfaat penggunaan gadget di lingkungan sekolah yaitu (1) Mempermudah kegiatan belajar mengajar; (2) Menambah wawasan tentang perkembangan teknologi; (3) Mempermudah interaksi peserta didik dengan guru, misalnya ketika peserta didik ingin bertanya mengenai pelajaran yang kurang dimengerti olehnya; (4) Gadget bisa digunakan dalam belajar sambil mendengarkan musik sehingga siswa bisa lebih rileks. 

Nyatanya gadget memiliki banyak sisi positif dalam menunjang pembelajaran daring ini. Gadget pun dapat membantu siswa dalam mengakses berbagai informasi. Selama 24 jam siswa dapat menggunakan gadget untuk mengakses berbagai informasi edukasi. Seperti untuk mencari berbagai informasi mengenai materi yang dianggap sulit bagi siswa. 

Oleh karena itu, kita tidak dapat menyalahkan gadget sebagai satu-satunya faktor yang mempengaruhi pembelajaran daring ini. Karena banyak faktor-faktor lainnya yang berpengaruh pada pembelajaran daring ini. Salah satunya ialah motivasi belajar siswa. Purwanto (2006) berpendapat bahwa motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. 

Maka dari itu kedudukan motivasi belajar siswa pun harus kita perhatikan lagi. Karena motivasi belajar memiliki pengaruh yang besar dalam pembelajaran daring ini. Menurut Anna Emda (2017) Motivasi merupakan salah satu faktor yang mendorong siswa untuk mau belajar. Motivasi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu motivasi instrinsik (keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar) dan motivasi ekstrinsik. Ghullam Hamdu dan Lina Agustina (2011) berpendapat dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar. Motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan lagi dalam pembelajaran. Menurut Sardiman (2018) motivasi belajar adalah "Keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga dapat tercapainya tujuan yang dikehendaki". 

Maka dari itu, motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan lagi dalam pembelajaran daring ini. Karena jika siswa memiliki motivasi belajar yang kuat maka peningkatan prestasi belajar pun akan lebih optimal. Serta siswa akan merasa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar yang telah ia raih sebelumnya. Hal tersebut lah yang dapat membantu menyukseskan pembelajaran daring di tengah wabah COVID ini. 

Sehingga pada akhirnya kita tidak dapat sepenuhnya menyalahkan pengaruh negatif gadget dalam pembelajaran daring ini. Karena pada nyatanya gadget merupakan salah satu hal yang dapat menunjang pembelajaran daring saat ini. Akan tetapi, kita harus lebih memperhatikan sejauh mana motivasi siswa dalam belajar. Karena jika siswa tidak memiliki motivasi belajar yang kuat, maka sulit untuk menyukseskan pembelajaran daring ini pula.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun