Mohon tunggu...
Aning ummuHanina
Aning ummuHanina Mohon Tunggu... Wiraswasta - Member Revowriter Nganjuk

Belajar, belajar dan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Banyak Musibah, Saatnya Muhasabah, Terapkan Syariah Kaffah

9 Desember 2022   20:40 Diperbarui: 9 Desember 2022   20:52 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi : radarsukabumi.com

Bumi Pertiwi sedang berduka. Rentetan musibah datang silih berganti menerpa. Banjir melanda di berbagai tempat di Indonesia. Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan bahkan Bali pun tidak luput dari amukan sang Tirta. 

Belum kering banjir melanda, gempa dahsyat menggoncang daerah Jawa Barat tepatnya di kabupaten Cianjur. Bangunan runtuh, rata dengan tanah. Tebing longsor menelan semua yang ada di bawahnya.

Lebih dari 300 jiwa melayang, 11 jiwa hilang belum ditemukan, dan ribuan korban luka-luka. Pilihan ribh warga terancam kehilangan rumahnya karena hancur akibat dahsyatnya goncangan gempa tersebut, dan tidak sedikit infrastruktur yang juga turut hancur.

Masih basah luka akibat goncangan gempa di Cianjur, daerah Garut pun turut dilanda gempa. Di daerah ujung timur pulau Jawa pun tidak mau ketinggalan. Gempa bumi juga menggoncang daerah tersebut walaupun tidak separah di daerah Cianjur.

Seakan tidak mau ketinggalan, Puncak Semeru pun menunjukkan taringnya. Tepatnya tanggal 4 Desember 2022 gunung tertinggi di pulau Jawa mengalami erupsi, memuntahkan lahar dan  awan panas. Memaksa ribuan warga Lumajang harus mengungsi meninggalkan rumah mereka yang rata dengan tanah.

Mari kita merenung sejenak. Mengapa bencana datang silih berganti melanda negeri kita? Apakah ada yang salah dengan negeri kita? Ataukah ini hanya sekedar fenomena belaka?

Sebagai kaum muslim, kita berkeyakinan bahwa apa-apa yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah SWT. Ada campur tangan dari Yang Maha Pencipta. Termasuk bencana yang selama ini terjadi.

Ketika terjadi suatu bencana, ada 3 analisa mengapa bencana itu bisa terjadi. Pertama, azab dari Allah karena banyak dosa yang dilakukan. Kedua, sebagai ujian dari Tuhan. Ketiga, Sunnatullah dalam arti gejala alam atau hukum alam yang biasa terjadi.

Jika bencana dikaitkan dengan dosa-dosa bangsa ini bisa saja benar, sebab kemaksiatan sudah menjadi kebanggaan baik di tingkat pemimpin (struktural maupun kultural) maupun sebagian rakyatnya. Perintah atau ajaran agama banyak yang tidak diindahkan. Orang-orang miskin diterlantarkan. Serta banyak hukum-hukum Allah yang tidak dijalankan.

Maka ingatlah firman Allah:

 "Jika Kami menghendaki menghancurkan suatu negeri, Kami perintahkan orang-orang yang hidup mewah (berkedudukan untuk taat kepada Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan daiam negeri tersebut, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya," (Al-Isra'[17]: 16).

Apabila dikaitkan dengan ujian, bisa jadi sebagai ujian kepada bangsa ini, khususnya kaum Muslimin agar semakin kuat dan teguh keimanaya. Sebagaimana firman Allah:

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja mengatakan: Kami telah beriman', sedang mereka tidak diujilagi?"( Al-Ankabut [29:2).

Akan tetapi, jika dikaitkan dengan gejala alam pun besar kemungkinannya, karena  bumi Nusantara memang berada di bagian  bumi yang rawan bencana seperti gempa, tsunami dan letusan gunung. Bahkan, secara keseluruhan bumi yang ditempati manusia ini rawan akan terjadinya bencana, sebab hukum alam yang telah ditetapkan Allah SwT atas bumi ini dengan berbagai hikmah yang terkandung di dalamnya.

Jadi, kalau kita bertanya kepada diri kita sendiri, "kapan bencana di negeri tercinta ini akan berakhir?" Kita bisa ingat firman Allah :

"Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya". [al A'raaf/7 : 96].

Dari ayat tersebut jelas, agar negeri ini mendapatkan berkah, terhindar dari berbagai bencana, maka penduduk negeri ini harus meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah. Kembali ke aturan dan hukum-hukum Allah. Kembali ke sistem yang berasal dari Zat Yang Maha Pengatur. Dengan menerapkan syariah Nya secara Kaffah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun