Mohon tunggu...
Anindya Yustika
Anindya Yustika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya yang tertarik dengan isu feminisme, politik, dan hukum.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Manusia Diciptakan?

2 Desember 2021   07:53 Diperbarui: 2 Desember 2021   07:55 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ 

Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankan Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).”(QS. Al-A’raf : 172)

Sebagai hamba Allah, manusia adalah makhluk yang dimuliakan melalui pemberian akal supaya manusia dapat menkategorikan yang baik dan yang buruk. Akal adalah hal pembeda utama terhadap pemberian kemuliaan lebih kepada manusia dibanding makhluk lain. Namun kelebihan tersebut tidak bersifat kekal, karena semua hal kembali pada tiap-tiap manusia. Jika manusia mempunyai amal saleh dan berakhlak baik, maka akan dipandang mulia disisi Allah dan manusia lainnya. Hal tersebut berlaku sebaliknya, jika manusia membuat kerusakan dan berakhlak buruk, maka kadar kemuliaannya juga akan turun.

 Ketergantungan antara kesadaran tiap-tiap individu membuat citra kemuliaan manusia tidak semua berada di tingkat tertinggi. Kemuliaan tersebut akan bergantung pada sikap dan perilaku setiap manusia itu sendiri. Kesadaran manusia juga akan hakikat dirinya sebagai hamba Allah akan menumbuhkan sikap mawas diri. Hal tersebut yang membuat seorang manusia tidak akan sombong dan menganggap dirinya segalanya. Kesadaran tersebut justru akan membuat seseorang taat dan tunduk kepada Allah, Sang Maha Pencipta, serta menumbuhkan sikap memanusiakan manusia lain.

  • Manusia Sebagai Khalifah Allah (Khalifah al-Ardh)

Banyak ayat-ayat Al-Quran yang menerangkan bahwa hakikat dan sifat-sifat manusia sebagai makhluk yang mempunyai tingkat kemuliaan yang tinggi. Pada sejarah penciptaan manusia, sebelumnya Allah telah memberi tahu malaikat bahwa Dia menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Manusia diberi amanah oleh Allah untuk mengurus bumi dan segala isinya serta memakmurkannya. Sebagai perwakilan Allah di bumi, manusia mengemban tugas untuk membudayakan alam semesta agar terciptanya kehidupan yang sejahtera. Kewajiban ini dilimpahkan Allah kepada manusia supaya mereka sadar terhadap kepercayaan dan juga amanah yang Allah berikan.

Kata khalifah menjelaskan bahwa manusia oleh Allah diberikan amanat untuk memimpin bumi dan segala macam isinya. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa khalifah di sini bermakna pengganti. Manusia harus siap menggantikan peran dari manusia lain sebelumnya dalam rangka mengemban tugas dari Allah untuk menjadi perwakilan-Nya di muka bumi. Selain itu, kata khalifah juga berarti perwakilan. Dalam konteks ini, manusia harus dapat memberi hak-hal positif serta manfaat bagi makhluk-makhluk lain. Manusia harus menjaga dan melestarikan bumi beserta segala isinya sebagai makhluk Allah yang ditugaskan-Nya kepada manusia untuk dijaga. Hal ini juga mengartikan bahwa manusia adalah pemimpin dan penguasa muka bumi ini sebagai perwakilan dari Allah untuk menegakkan kepatuhan kepada Allah SWT.

Tugas-tugas yang Allah berikan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi tertuang dalam beberapa firman Allah berikut.

وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَكُمْ خَلَٰٓئِفَ ٱلْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَٰتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتَىٰكُمْ ۗ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ ٱلْعِقَابِ وَإِنَّهُۥ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌۢ

 Artinya : “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Anam : 165)

Pada ayat yang lain juga disebutkan :

أَوَعَجِبْتُمْ أَن جَآءَكُمْ ذِكْرٌ مِّن رَّبِّكُمْ عَلَىٰ رَجُلٍ مِّنكُمْ لِيُنذِرَكُمْ ۚ وَٱذْكُرُوٓا۟ إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَآءَ مِنۢ بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِى ٱلْخَلْقِ بَصْۜطَةً ۖ فَٱذْكُرُوٓا۟ ءَالَآءَ ٱللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun