Mohon tunggu...
Anindya Yustika
Anindya Yustika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya yang tertarik dengan isu feminisme, politik, dan hukum.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Manusia Diciptakan?

2 Desember 2021   07:53 Diperbarui: 2 Desember 2021   07:55 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Selain mempunyai nafsu seperti halnya iblis, manusia dianugerahi akal pikiran oleh Allah. Akal tersebut yang membuat manusia dapat berpikir secara rasional dan dapat bertanggung jawab atas hal-hal yang dilakukannya. Dengan akal tersebut, manusia juga dapat mengontrol dan mengarahkan dirinya sendiri. Hal tersebut yang membuat manusia dapat membuat keputusannya sendiri dan kemudian mengubah nasibnya. Setiap manusia dapat berbuat apapun sesukanya dengan melibatkan hati nuraninya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri. Dalam artian bahwa manusia memiliki tujuan hidup tersendiri dan cita-cita yang ingin dituju sehingga ia dapat melakukannya dengan menggunakan akal dan hati nuraninya.

Manusia akan selalu berkembang dan berevolusi sebagai bentuk adaptasi dari lingkungan sekitarnya. Dunia yang ditempati oleh manusia memiliki sifat dinamis, begitu pula dengan manusia sendiri. Manusia dirancang untuk dapat beradaptasi dengan mudah terhadap intelektual, sosial, dan alam sekitar. Seiring berkembangnya zaman, pasti ada sesuatu dari manusia yang juga berkembang, terutama fungsi akal. Manusia akan sangat terpengaruh oleh lingkungan sosial yang sejalan dengan hakikat manusia sendiri sebagai makhluk sosial.

Dari beberapa hakikat manusia di atas tidak dipungkiri bahwa manusia dalam segala perkembangannya akan memiliki pandangan tertentu pada suatu hal. Dalam hal hakikat manusia ini, jika pemahaman mereka tidak utuh akan berakibat fatal. Seperti pada pandangan Charles Darwin mengenai teori evolusi manusia yang terkenal itu. Teori evolusi tersebut dapat memicu seseorang untuk bersikap kompetitif dalam segala hal. Pada keadaan tersebut, manusia tidak akan peduli lagi dan akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Jika sudah seperti itu akan sulit dan diperlukannya pandangan utuh terhadap hakikat manusia.

Ada beberapa pendapat mengenai hakikat manusia itu, diantaranya adalah:

  1. Aliran materialisme yaitu sebuah pandangan mengenai kehidupan manusia yang hanya sebuah siklus materi saja. Manusia terbentuk dari materi, berasal dari materi, dan pada saat mati akan terurai hingga menjadi materi lagi untuk dikonsumsi manusia. Orang yang mempunyai pendapat seperti ini tujuan hidupnya tidak lagi juga demi materi dan kebahagiaan hidupnya diukur dari banyak materi yang dikumpulkan.
  2.  Aliran spiritualisme yang memfokuskan pandangan pada roh atau jiwa. Menurutnya roh lebih berharga dari materi. Orang yang mempunyai pendapat seperti ini di kehidupannya penuh dengan kerohanian dan mengisinya dengan selalu amal ibadah.
  3. Aliran dualisme menganggap bahwa manusia terdiri dari jasmani dan rohani serta badan dan roh. Kedua hal tersebut tidak saling tergantung satu sama lain, melainkan bekerja bersama dalam membentuk manusia.

Dalam pandangan Islam, hakikat manusia erat kaitannya dengan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Kesempurnaan tersebut mengacu pada pemberian akal oleh Allah kepada manusia yang tidak diberikan kepada makhluk-makhluk lain. Akal tersebut yang membuat manusia dapat menentukan nasibnya dan tujuannya sehingga manusia dengan kata lain menjadi bebas. Selain itu, Allah juga memberi daya hidup, berkehendak, memutuskan, berfikir, dan hal-hal kemanusiaan lain. Hal tersebut hanya diberikan pada manusia karena Allah cinta pada manusia. Untuk itu, manusia hendaknya memberi balasan cinta Allah tersebut dengan cara bersyukur dan beriman kepada-Nya.

Dalam memaknai manusia dalam pandangan Islam, ada empat kata yang terdapat dalam Al-Quran dengan pengertian yang berbeda-beda, yaitu:

  • Al-Basyar

Secara bahasa, Al-Basyar mempunyai arti kulit kepala, wajah, atau tubuh tempat rambut tumbuh. Al-Basyar juga dapat diartikan sebagai mulamasah atau kulit lelaki dan perempuan yang bersentuh. Secara istilah Al-Basyar dapat diartikan bahwa manusia pasti memiliki berbagai macam sifat kemanusiaan dan keterbatasan. Hal ini mengacu pada nafsu yang diberikan Allah kepada manusia. Dengan ini manusia membutuhkan makan, minum, kerohanian, dan kebutuhan-kebutuhan yang lain. Setiap manusia, tanpa terkecuali, mempunyai sifat kemanusiaan ini, termasuk para nabi seperti firman Allah pada QS. Al-Kahfi ayat 110.

قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا

Artinya : “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS. Al-Kahfi:110)

  • Al-Insan

Secara bahasa, Al-Insan berarti harmonis, lemah lembut, tampak, atau pelupa. Di Al-Quran sendiri kata tersebut mengacu pada manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani dalam aliran dualism. Kedua hal tersebut berharmonisasi dalam diri manusia sehingga menciptakan manusia sebagai makhluk sempurna ciptaan Allah. Dengan berbagai perbedaan berupa diferensiasi masing-masing invidu dan hakikatnya sebagai makhluk yang dinamis, manusia menjadi makhluk berbudaya (al-insan al-bayan).

Dalam pengaplikasiannya di Al-Quran, kata Al-Insan dapat berarti sifat umum serta kelebihan hingga kekurangan manusia, seperti pada firman Allah ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun