Mohon tunggu...
ANINDYA RISTA PUTRI LARASATI
ANINDYA RISTA PUTRI LARASATI Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota - Universitas Jember

191910501045

Selanjutnya

Tutup

Money

Kenapa Tidak Cetak Uang yang Banyak?

15 Mei 2020   05:57 Diperbarui: 15 Mei 2020   07:01 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Mencetak uang bukanlah hal sepele atau main main tanpa adanya pertimbangan secara matang. Salah besar jika konsepnya yaitu seperti kita sedang membutuhkan uang yang kemudian tinggal mencetak uang sebanyak banyaknya agar kebutuhan kita dapat terpenuhi.

Indonesia memiliki target yaitu Indonesia emas 2045 dan Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030-2040. Dengan adanya target Indonesia emas dan juha prediksi bonus demografi yang akan memungkinkan Indonesai mengalami kenaikan perekonomian. Maka untuk mendorong terlaksananya target tersebut diperlukan perencanaan jangka panjang mulai saat ini yaitu dengan menyiapkan infrastruktur dan juga menyiapkan SDM guna menghadapi Indonesia emas dan juga bonus demografi. Infrastruktur disini bertujuan untuk mendukung dan memperlancar jalannya perputaran roda peerekonomian di Indonesia dan juga pemerataan kesenjangan diseluruh Indonesia yang dapat mewujudkan target Indonesia emas.

Dan kebutuhan Indonesia bukan tentang pembangunan infrastruktur saja namun ada kebutuhan kebutuhan yang tidak dapat ditunda yang jika dilakukan penundaan maka akan berdampak pada pembiayaan yang lebih besar lagi yaitu penyediaan fasilitas kesehatan dan juga ketahanan pangan yang dimana sekarang seluruh dunia termasuk Indonesia sedang mengalami pandemic Covid 19. Yang sudah pasti menjadi focus utama pemerintah adalah kesehatan masyarakat maka sangat diperlukan peningkatan fasilitas kesehatan.

Bagaimana utang Indonesia?

Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2020 mencapai US$ 407,5 miliar. Dan jika dihitung dengan menggunakan kurs US$ 1 = Rp 15.500 maka nilainya mencapai Rp 6.316 triliun. Jika dikulik lebih dalam lagi guna memahami tentang perbedaan utang dan juga deficit maka terdapat perbedaan yang mendasar yaitu jika deficit merupakan kelebihan pengeluaran pada anggaran dibandingkan jumlah pemasukannya, sedangkan yang dimaksud dengan utang adalah jumlah akumilasi dari deficit itu tadi. Defisit anggaran harus dapat didanai dengan cara meminjam kepada pihak swasta.

Kenapa Indonesia berutang?

Karena sesuai dengan target Indonesia yaitu Indonesia emas dan juga sesaui prediksi yang dapat dilihat dari jumlah angka kelahiran dan usia masyarakat yang dapat memprediksi kemungkinan terjadinya bonus demografi di Indonesia. Dan karena faktor ini jugalah yang menyebabkan Indonesia berhutang guna mempersiapkan bebberapa tahun mendatang dan menjadikan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik lagi. Seperti mempersiapkan infrastruktur dan juga SDM nya karena infrastruktur merupakan penunjang tang penting dalam perputaran roda perekonomian dan juga memberantas adanya kesenjangan sosial, dan dengan didukungnya infrastruktur yang baik maka akan keunggulan SDM juga akan mengikuti. Maka dengan banyaknya pembangunan baik dalam segi infrastruktur maupun SDM  diharapkan pada tahun tahun tersebut utang Indonesia dapat membalik utang terjebut menjadi keuntungan negara karena banyaknya angka produktif dan adanya infrastruktur penunjang yang mendukung perputaran ekonomi di Indonesia.

Bagaimana jika mencetak uang yang banyak? Dibandingkan jika berutang

Dalam mencetak uang perlu dipikirkan secara matang dan berhati hati karena bukan suatu hal main main dalam mencetak uang. Karena mencetak uang terlalu banyak dapat berdampak pada inflasi, inflasi sendiri merupakan peningkatan harga secara terus menerus. Ini terjadi karena jumlah uang yang tersedia lebih banyak sehingga meningkatkan jumlah permintaan, akan tetapi jumlah penawaran tidak sebanyak jumlah permintaan maka dengan demikian akan meningkatkan harga pasar.

Contoh konsep sederhananya adalah seperti ini, jika dalam satu kampung yang seluruh warganya memiliki uang 20juta karena banyaknya jumlah uang yang beredar, maka seluruh kampung tersebut dapat membeli sebuah sepeda motor, yang otomatis membuat penjual motor akan menaikkan harganya guna mendapatkan keuntungan. Maka dengan seperti itu harga akan naik, dan mungkin akan terus naik.

Dan inflasi ini juga berdampak pada nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara asing, yang pada Desember tahun 2003 diketahui jumlah 1$ = Rp. 8.469,10 dan sekarang tanggal 14 Mei 2020 nilai tukar rupiah yaitu 1$ = Rp. 14.889,95. Maka bukan merupakan solusi yang tepat jika harus melakukan percetakan uang sebanyak banyaknya guna menutupi utang, yang ada bukannya utang terbayarkan melainkan utang akan semakin banyak karena merosotnya jumlah nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

Contoh sederhananya adalah seperti ini, jika pada awalnya Indonesia memiliki utang terhadap luar negeri sebesar $10 miliar yang dapat dibayar dengan rupiah yaitu sekitar Rp. 100 triliun, namun jika terjadi inflasi dan juga melemahnya nilai tukar rupiah yang dapat menyebabkan utang meningkat dalam rupiah menjadi ribuan atau bahkan jutaan triliun.

Maka dapat disimpulkan jika mencetak uang berlebihan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah utang negera bukan merupakan solusi. Karena akan berdampak pada terjadinya inflansi yang dapat menyebabkan angak kemiskinan akan ikut naik yang disebabkan ketidak mampuan dalam membeli kebutuhan hidup yang semakin meningkat harganya dikala inflasi.

Solusi apa yang cocok untuk utang negara?

Utang negara sendiri bukan merupakan sepenuhnya utang yang dilakukan oleh pemerintah namu juga merupakan utang pihak swasta. Disini pemerintah mendapatkan pemsukan guna membayar utang yaitu melalui pemasukan dari hasil ekspor dan juga dari penerimaan pajak. Pemerintah akan terus melakukan upaya dengan mendorong ekspor dan juga pajak. Sedangkan pihak swasta akan berupaya memberikan kinerja semaksimal mungkin agar dapat mendapatkan keuntungan lebih. Ada beberapa solusi yang dapat dipilih yaitu salah satunya adalah pasar modal, pasar modal sendiri merupakan pasar instrument keuangan yang memiliki jangka waktu panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk utang maupun dalam bentuk saham. Konsep sederhananya adalah pasar modal ini menjadi penjembatan antara kedua pihak yang saling memiliki kepentingan yaitu satu pihak merupakan pihak yang memiliki kelebihan dana dan ingin menginvestasikan uangnya dan satu pihak lainnya adalah pihak yang membutuhkan dana. Jadi pihak yang memiliki kelebihan dananya yang akan menginvestasikan uangnya berharap akan mendapatkan ibalan, sedangkan pada pihak yang membutuhkan uang dapat memanfaatkan dana tersebut untuk melakukan investasi yang lain tanpa harus menunggu dana hasil operasional. Maka  dengan adanya pasar modal ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk pelunasan utang negara dan juga diharapkan dapat menjadi pemberi utang kepada pemerintah maupun kepada swasta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun