Mohon tunggu...
Joanna Anindyanari L.W.N
Joanna Anindyanari L.W.N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

A fellow undergraduate passionate about psychology and arts

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kapan Objektifikasi Wanita akan Berakhir?

18 Juni 2022   16:23 Diperbarui: 16 Januari 2023   14:43 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: twitter.com/yudhabaskoro

Pergantian zaman membawakan banyak perubahan dan inovasi baru bagi khalayak, tetapi ada satu hal yang tak luput oleh waktu; objektifikasi perempuan. Derajat seorang wanita yang direndahkan menjadi sekedar objek seksual bagi para lelaki merupakan hasil dari sistem patriarki yang sudah mengakar di kehidupan masyarakat. 

Tatapan, siulan, bahkan ucapan yang tidak senonoh dianggap sebagai cara yang biasa untuk memuji seorang perempuan. Karena mayoritas menganggap sikap ini lumrah, banyak dari mereka yang kebingungan ketika terdapat seseorang yang marah akibat diperlakukan seperti itu. Anehnya, keyakinan ini tidak hanya dipegang oleh laki-laki, melainkan juga kaum perempuan itu sendiri. Dari sini kita dapat melihat bukti konkret bahwasanya tindakan objektifikasi seksual secara tidak sadar telah terinternalisasi oleh khalayak. 

Penampilan dan tubuh perempuan juga seringkali dijadikan bahan pembicaraan dan guyonan, yang bahkan ikut dilontarkan ke media sosial sebagai tontonan bersama ratusan warganet lainnya. Jurnal Psychological Science menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa masyarakat cenderung menilai perempuan berdasarkan penampilan mereka saja, dan mengesampingkan hal lain seperti kecerdasan dan kepribadian. Kondisi inilah yang berkontribusi kepada penurunan terhadap harkat tubuh perempuan dengan menjadikannya sebagai objek semata. 

Budaya patriarki yang masih kental sampai saat ini, memiliki kontribusi yang signifikan terhadap persepsi bahwa perempuan hanyalah suatu objek yang dapat dinilai dan diperlakukan seenaknya. Sistem sosial ini juga memberikan dampak negatif terhadap konsep diri yang dimiliki perempuan melalui sosialisasi dan internalisasi. Internalisasi akan keyakinan ini dapat menanamkan pemikiran bahwa tubuh mereka ditakdirkan hanya menjadi sebuah objek guna memuaskan nafsu laki-laki. 

Lalu, bagaimana cara untuk menghentikan budaya toxic ini? Satu-satunya cara untuk menghentikan objektifikasi perempuan adalah dengan memberantas sistem patriarki secara utuh dari peradaban manusia. Namun, hal ini terbilang mustahil untuk dilakukan sampai saat ini akibat budayanya yang sudah tertanam kuat di masyarakat sejak dahulu kala. Oleh karena itu, selama budaya patriarki masih terintegrasi di tengah masyarakat, maka selama itu pula objektifikasi diri perempuan akan selalu terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun