Mohon tunggu...
Anindya MutiaraSuryana
Anindya MutiaraSuryana Mohon Tunggu... Mahasiswa - seorang mahasiswa

Suka membaca artikel dan komik serta menonton film

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Munculnya Teknologi Chatbot

6 Juni 2021   09:04 Diperbarui: 6 Juni 2021   09:12 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

CHATBOT: BISAKAH MENGGANTIKAN PROFESI HUMAS ATAU PUBLIC RELATIONS DI DUNIA KERJA

 "Dengan kompetensi teknis dan tujuan etis, PR idealnya berperan sebagai fasilitator komunikasi (Gruning, 2006)"

Membaca sepenggal kutipan dari ahli Public Relations dan kita semua menyadari bahwa saat ini perkembangan teknologi sudah berkembang pesat, khusunya teknologi komunikasi. Berkembangnya teknologi komunikasi memunculkan beberapa kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Chatbot merupakan salah satu contoh dari AI. Fenomena perkembangnya chatbot semakin marak seiring perkembangan zaman, khusunya di zaman globalisasi ini. Pemanfaatan dari teknologi chatbot semakin sering digunakan di dalam dunia Public Relations atau humas untuk menjalankan kompetensi teknis dan tujuan etis yang idealnya berperan sebagai fasilitator komunikasi.

Jika dilihat dari cara kerja chatbot dan pengaplikasiannya, tidak hanya praktisi PR saja yang sering menggunakan, kita semua secara tidak langsung pastilah sering menggunakannya juga. Dapat dilihat sudah banyak sosial media yang menggunakan teknologi ini untuk "mendongkrak" popularitasnya. Sebut saja line, telegram, duolinggo dan masih banyak yang lain. Cara kerja chatbot sesuai dengan pengalaman pribadi para pengguna line dan telegram ialah ketika seorang penggunakan mengetikkan salah satu keyword dari suatu pesan chatbot, maka secara otomatis akan langsung dijawab oleh aplikasi tersebut.

Banyak sekali manfaat chatbot yang dapat mempermudah kinerja manusia, misalnya saja chatbot yang dimiliki oleh aplikasi duolinggo. Dalam aplikasi tersebut chatbot berperan sebagai penerjemah Bahasa atau translator secara otomatis.

Peran Artificial Intelligence (AI)

Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan adalah suatu program yang mampu memprogram, menjalankan instruksi, dan "belajar" atau melakukan update parameter berdasarkan kondisi di sekitarnya. "Belajar" adalah proses menggubah perilaku menuju perilaku yang lebih baik dan efeknya mengubah pengetahuan, pemahaman, sikap, perilaku, dan keterampilan. AI memiliki empat kategori berdasarkan reasoning dan behaviour yakni: (1) acting humanly adalah agen yang mampu berperilaku dan berinteraksi layaknya manusia; (2) acting rationally adalah agen yang mampu bertingkah dengan optimal; (3)  thinking humanly agen yang mampu berpikir seperti manusia dalam segi kognitif; (4) thinking rationally agen yang mampu berpikir secara rasional.

Pada dasarnya, banyak pilihan media yang bisa dipakai untuk menyampaikan informasi. Dalam kajian komunikasi massa ada empat saluran komunikasi, yaitu media antarpribadi, media kelompok, media massa, dan media publik. Sebagai saluran komunikasi, media massa memiliki karakteristik tersendiri, ada lima yakni: (1) bersifat melembaga; (2) satu arah; (3) jangkauan yang luas; (4) pesan yang disampaikan dapat diserap secara umum; (5) dalam penyampaian pesan media massa memakai peralatan teknis dan mekanis.

Seiring dengan perkembangan teknologi, media komunikasi PR juga terus mengalami inovasi. Hingga saat ini, perkembangan teknologi sudah mencapai pada era revolusi industri 4.0 yang merupakan era-nya teknologi AI, dan teknologi canggih yang serba terintegrasi. Maka dari itu, seorang praktisi PR harus aktiff berinovasi terutama pada media yang digunakan untuk menjalankan tugas atau aktivitas seorang PR.

Hadirnya tenologi AI secara luas menawarkan prospek peningkatan produktivitas dan percepatan inovasi kepada bisnis, sambil juga memungkinkan masyarakat untuk menjawab tantangan yang paling berat dan paling sulit. AI telah menghadirkan manfaat ekonomi yang nyata bagi berbagai organisasi di Asia Pasifik. Evolusi pekerjaan dalam masa depan berbasis AI khususnya profesi PR yang akan digantikan oleh chatbot adalah bahawa adanya gangguan berskala besar merupakan tantangan bagi setiap revolusi industri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun