Mohon tunggu...
anindya azzahra
anindya azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Agus Salim sebagai Inspirasi dan Panutan yang Pantas bagi Pemuda Indonesia

11 November 2021   00:12 Diperbarui: 11 November 2021   00:15 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agus Salim merupakan salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang lahir pada 8 Oktober 1884 dengan nama Mashudul Haq, yang bermakna "pembela kebenaran" di kota Gadang, Agam, Sumatera Barat . Agus Salim merupakan anak ke empat dimana Ayah dari Agus Salim bernama Angku Sutan Mohammad Salim yang merupakan kepala jaksa di pengadilan tinggi Riau dan nama ibu beliau yaitu Siti Zainab. Agus Salim dikarunia 8 orang anak dengan istri Bernama Zaenatun Nahar .

Agus Salim menjalani Pendidikan dengan penuh semangat terlihat beliau mampu menguasai beberapa Bahasa asing dalam usia yang muda yaitu Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang, dan Jerman serta menjadi lulusan terbaik saat menginjakan kaki pada Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia (Jakarta).

Agus Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di Indragiri setelah beliau lulus,selanjutnya Pada tahun 1906, beliau berangkat ke Jeddah, Arab Saudi untuk bekerja di Duta besar Belanda serta belajar pada Syeh Ahmad Khatib, yang masih merupakan pamannya. 

Pada tahun 1915, beliau terjun ke dunia jurnalistik di Harian Neratja sebagai Wakil Redaktur yang kemudian diangkat menjadi Ketua Redaksi  hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta. Beliau juga mendirikan surat kabar Fadjar Asia dan juga membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO) serta menjadi  Redaktur Harian Moestika di Kota Yogyakarta.

Agus salim pada tahun 1915 juga turun kedunia politik,beliau bergabung dengan Sarekat Islam dan menjadi pemimpin kedua setelah Oemar Said Tjokroaminoto. Beliau selain memiliki sejarah Panjang di dunia jurnalistik juga memilki sejarah yang cukup Panjang pada dusia politik yaitu Pada tahun 1921 hingga 1924 ,beliau merupakan anggota Volksraad serta beliau juga merupakan anggota Panitia Sembilan dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan yang mempersiapkan UUD 1945, selanjutnya beliau juga merupakan Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947 .

Pada tahun 1947 beliau merupakan seorang pembuka hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir serta Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin .Selanjutnya pada tahun 1948 hingga 1949 beliau menjadi Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta ,karena pada  tahun 1946-1950 beliau menjadi laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia, sehingga beliau kerap kali digelari "Orang Tua Besar" (The Grand Old Man).

Menteri Luar Negeri Indonesia pada kabinet Presidensial juga merupakan salah satu tugas beliau serta tahun 1950 sampai akhir hayatnya dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri. Selanjutnya beliau tahun 1952 menjabat Ketua di Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia,kemudian tahun 1953 beliau mengundurkan diri dari dunia politik serta mengarang buku dengan judul Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan? yang lalu diperbaiki menjadi Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal,selain itu beliau juga menulis buku lain yang berjudul Riwayat Kedatangan Islam di Indonesia,Dari Hal Ilmu Quran , Muhammad voor en na de Hijrah  dan Gods Laatste Boodschap

Sejarah Panjang beliau memperlihatkan cerminan beliau sebagai orang yang memiliki keinginan yang kuat,ini juga terlihat Ketika menjalani dunia politik beliau pernah ditawarkan belanda untuk bekerja sama,namun beliau menolak walau dengan bujukan dengan harta yang cukup banyak. Agus salim juga terlihat sebagai seorang yang Pandai berdiplomasi serta pandai dalam pengetahuan hingga akhir hayat.

Agus salim selama hidup tidak hanya aktif berpendapat,menulis serta terjun ke dunia politik demi Negara, namun beliau juga merupakan seorang pemimpin keluarga yang memimpin keluarga dengan penuh tanggung jawab dan keterbukaan pemikiran yang luas. 

Agus Salim memberikan homescholling pada anak-anaknya dibantu oleh Istrinya,karena saat itu menurutnya sekolah mengajarkan penjajahan diskriminatif terhadap pribumi yang merupakan sekolah belanda serta menurut beliau anaknya dapat belajar di mana pun dan kapan pun, tidak ada waktu yang mengikat  .

Agus salim melihatkan bagaimana seorang warga Indonesia bersikap dan bagaimana seseorang harus belajar tanpa pantang menyerah tanpa memandang usia,tempat dan waktu. Pemuda Indonesia harusnya menjadikan Agus salim sebagai contoh bagaimana harus bersikap dan bagaimana cara mencintai negara dan keluarga terutama saat zaman yang semakin canggih ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun