Mohon tunggu...
Anindita Adhiwijayanti
Anindita Adhiwijayanti Mohon Tunggu... profesional -

Bad writer but need and wish to be a great one.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Let’s Go, Jek

17 September 2014   01:53 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:29 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berkuliah di luar negeri tidak membuat Nadiem Makarim malu untuk bekerja sama dengan tukang ojek. Baginya waktu lebih berharga dibandingkan kenyamanan, maka jadilah Nadiem berlangganan tukang ojek yang dapat memberikan kecepatan di tengah kemacetan Jakarta.

Namun, sayangnya waktu kerja tukang ojek tidak efisien. Sewa ojek hanya ramai pada pagi dan sore hari, padahal pada rentang waktu tersebut bisa dimanfaatkan untuk lalu lalang barang atau penumpang. Untuk itulah, walau dipandang skeptis oleh banyak orang dan bahkan dicurigai tukang ojek langganannya, Nadiem memutuskan untuk bekerja sama dengan tukang ojek untuk memaksimalkan penghasilan mereka.

Untuk mendapatkan kepercayaan dari para tukang ojek, Nadiem memberikan boks untuk bagasi motor, helm baru, dan telepon seluler. Akhirnya, beberapa tukang ojek pun bermitra dengan Nadiem dan menamakan mereka sebagai Go-Jek. Di mana Go berarti pergi dalam bahasa Inggris go dan Jek singkatan dari Ojek.

Nadiem juga menyadari bahwa tidak semua tukang ojek berpendidikan tinggi. Untuk itu, dibukalah pelatihan bagi mereka yang ingin bergabung. Pelatihan tersebut dimulai selama satu hari, lalu praktik lapangan 1-2 bulan. Dari sinilah, penghasilan tukang ojek naik hingga 50%, karena bukan hanya melayani antar jemput perseorangan, namun Go-Jek juga melayani antar jemput barang, hingga kontrak dengan corporate. Konsumen juga dapat mengecek kesesuaian jarak dan tarif di internet sebelum bekerja sama denga Go-Jek.

Berkat Nadiem, tukang ojek mendapatkan peningkatan ekonomi dalam hidup mereka. Tukang ojek kini dinilai sebagai profesi yang menjanjikan. Berkat Go-Jek, Nadiem meraih juara pertama kategori nonteknologi kewirausahaan regional yang diselenggarakan Global Entrepreneurship Program Indonesia pada 2011 dan mendapatkan hadiah uang 10.000 dollar AS yang digunakan untuk biaya operasional. Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton juga pernah menyebut Go-Jek di YouTube, saat penyerahan penghargaan, Hillary hadir sebagai tamu.

Keberanian Nadiem dalam bekerja sama dengan tukang ojek untuk meningkatkan kualitas hidup mereka merupakan sebuah cerminan dari sosok Mutiara Bangsa BerHasanah. Walau dipandang skeptis dan dicurigai, Nadiem tidak menyerah untuk memberikan bukti bahwa yang ia lakukan adalah sebuah perbuatan Hasanah, karena bukan hanya membantu menyediakan lapangan pekerjaan, tetapi ia juga mengangkat harkat sebuah profesi tukang ojek.

Jika Anda mengenal salah seorang kerabat yang melakukan perbuatan Hasanah dengan sesamanya, seperti Nadiem, silakan daftarkan mereka melalui email priscilla@kraftigadvertising.com atau hubungi kantor cabang BNI Syariah terdekat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun