Kegagalan dalam berbagai usahanya, tidak membuat Eko Dadiek Suryadi menjadi patah arang. Ia malah mencetuskan ide usaha pupuk dengan menggunakan urine sapi.
Eko mengolah urine sapi menjadi pupuk cair, hal ini bukan hanya membantu para peternak sapi dengan mendapatkan tambahan penghasilan, tetapi Eko meyakini bahwa usaha ini akan sukses. Setelah berhasil membuat pupuk cair, Eko juga mengolah kotoran sapi menjadi pupuk kompos.
Saat mulai memasarkan kedua pupuk ini, banyak orang yang tidak yakin dengan produk yang masih asing tersebut. Eko pun memutuskan untuk membuka kiosnya sendiri. Oktober 2010, awal perkembangan usahanya, Gunung Merapi meletus sehingga membuat banyak petani yang gagal panen sehingga penjualan produknya anjlok, bukannya menutup kiosnya, Eko malah membuat program Bina Tani Makmur Siap. Program ini diciptakannya untuk siap menyalurkan pupuk, benih, dan obat-obatan tanpa bunga. Para petani boleh membayarnya kapanpun mereka sanggup. Tidak berhenti di situ, Eko juga membantu para petani untuk langsung memasarkan hasil panen mereka ke sejumlah pasar induk tanpa lewat makelar/tengkulak.
Dari sanalah, usaha Eko mulai meningkat. Para petani mempercayai produk pupuk cair dan pupuk komposnya. Kini, ia memiliki 67 tenaga kerja yang ia berikan pelatihan akuntansi dasar, promosi, pemasaran, dan pelayanan. Ia serta merta membuka lapangan pekerjaan bagi 266 ibu rumah tangga untuk mengerjakan benih sayur.
Sungguh, yang dilakukan Eko murni tanpa mengharapkan balasan apapun. Inilah yang menjadi cerminan dari sosok Mutiara Bangsa BerHasanah. Ia rela berjuang demi orang-orang di sekitarnya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak saat dilanda bencana.
Jika Anda mengenal salah seorang kerabat yang melakukan perbuatan Hasanah dengan sesamanya, seperti Eko, silakan daftarkan mereka melalui email priscilla@kraftigadvertising.com atau hubungi kantor cabang BNI Syariah terdekat.
