Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota besar yang menuntut keseimbangan antara kesehatan, hiburan, dan gaya hidup, muncul satu jenis olahraga baru yang berhasil mencuri perhatian banyak orang: padel.Â
Meski belum sepopuler sepak bola atau bulu tangkis di Indonesia, padel kian digemari, terutama oleh kalangan urban dan komunitas aktif yang mencari alternatif olahraga yang tidak hanya menyehatkan, tetapi juga menyenangkan dan mudah dimainkan oleh siapa saja.
Padel bukan sekadar tren musiman. Dengan karakter permainan yang mudah dipelajari, bersifat sosial, dan penuh strategi, olahraga ini berkembang pesat di banyak negara.Â
Bahkan kini, Indonesia mulai merasakan geliat pertumbuhan padel sebagai bagian dari gaya hidup baru. Artikel ini akan mengulas secara menyeluruh mengenai olahraga padel, mulai dari sejarah, keunikan, perkembangan di Indonesia, biaya bermain, hingga perbedaannya dengan tenis lapangan.
Mengenal Padel: Perpaduan Antara Tenis dan Squash
Padel merupakan olahraga raket yang dimainkan secara berpasangan di lapangan berdinding kaca dengan jaring di tengahnya. Sekilas, olahraga ini tampak seperti tenis.Â
Namun, padel memiliki aturan dan gaya bermain yang sangat berbeda. Ukuran lapangannya lebih kecil dari lapangan tenis, dan salah satu ciri khas utamanya adalah penggunaan dinding sebagai bagian dari permainan, mirip dengan squash.Â
Bola yang digunakan pun serupa dengan bola tenis, tetapi memiliki tekanan yang lebih rendah, menghasilkan pantulan yang lebih lambat dan mudah dikontrol.
Raketnya pun unik, tidak memiliki senar seperti raket tenis, tetapi terbuat dari bahan komposit yang solid dan memiliki lubang-lubang kecil di permukaannya. Hal ini menjadikan padel lebih mudah dimainkan oleh pemula, karena pukulannya lebih stabil dan akurat.Â
Sifat permainan yang tidak mengandalkan kekuatan fisik sepenuhnya membuat padel menjadi olahraga yang inklusif: bisa dimainkan oleh anak muda, orang dewasa, hingga lansia, baik pria maupun wanita.