Mohon tunggu...
Animah Marifatu Syifa
Animah Marifatu Syifa Mohon Tunggu... Lainnya - Keep spirit

Man Jadda wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Resensi "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin"

31 Mei 2020   23:29 Diperbarui: 31 Mei 2020   23:27 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Darwis atau yang lebih dikenal dengan nama Tere Liye. Lahir di Lahat, Indonesia pada tanggal 21 Mei 1979. Tere Liye menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di SD N 2 Kikim Timur dan SMP N 2 Kikim, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Lalu melanjutkan di SMA N 9 Bandar Lampung. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

       Setelah lulus kuliah ia menyalurkan hobi menulisnya dengan menuulis beberapa novel mulai dari tahun 2005-sekarang. Banyak karya-karyanya yang menjadi Best Seller dan laku keras dipasaran. Beberapa karyanya yang pernah diangkat ke layar lebar yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah.  

    Salah satu novelnya yang banyak disukai anak remaja yaitu Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin. Novel tersebut menceritakan seorang lelaki dewasa yang baik hati seperti malaikat telah menolong satu keluarga dari kehidupan jalanan yang dingin, miskin, dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik.

Laki-laki itu bernama Kak Danar. Danar sungguh bagai malaikat bagi Tania dan sekeluarga. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekalipun. Semua kebaikan yang dilakukan oleh Kak Danar membuat Tania merasa kagum kepadanya. Namun tiba-tiba rasa kagum itu berubah menjadi sebuah rasa cinta yang tak dapat dikendalikan lagi.

    Ibu Tania pernah berpesan bahwa tak sepantasnya Tania mencintai malaikat penolong keluarga mereka. Namun sejak Tania beranjak remaja perasaan itu semakin tumbuh dan tak tertahankan lagi. 

Waktu terus berjalan dan sekarang Tania tahu Kak Danar tidak pernah menganggapnya lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri. Kenyataan itu membuat Tania hancur dan tak berdaya, "Biarlah, biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun........daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.

     Novel tersebut memiliki banyak pelajaran hidup yang dapat kita ambil tentang kerja keras, saling menolong, balas budi, dan pentingnya pendidikan. 

Cover dari novel tersebut juga bagus dan judulnya sangat menarik, harganya juga terjangkau. Namun di dalam novel tersebut terdapat unsur percintaan yang tidak boleh dibaca oleh anak-anak. Selain itu juga terdapat beberapa kalimat yang menggunakan bahasa inggris dan kiasan yang mungkin tidak semua orang bisa mengerti.

     Memang benar bahwa novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin sangat cocok untuk dibaca kalangan remaja yang sedang mencari jati dirinya. Hal itu karena novel tersebut menceritakan tentang pentingnya pendidikan yang diwujudkan dengan semangat seorang remaja dalam menuntut ilmu dan beberapa pelajaran hidup yang sangat berharga. Selain itu novel tersebut memiliki cover dan judul yang sangat menarik, harganya juga terjangkau.

Judul buku : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Pengarang: Tere LiyeTahun terbit: 2010
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Nama kota diterbitkan: Jakarta
Ukuran buku: 13,5 cm  
Jumlah Halaman: 264 halaman
Harga buku: Rp53.000

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun