Mohon tunggu...
Ani Kustuti
Ani Kustuti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Bimbingan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menciptakan Komunikasi yang Efektif antara Guru BK dengan Orang Tua Peserta Didik dengan Home Visit

8 Desember 2022   13:34 Diperbarui: 8 Desember 2022   15:26 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pasca Pandemi Covid-19 yang terjadi selama kurang lebih dua tahun dunia pendidikan melakukan pemulihan terhadap kegiatan-kegiatan pembelajaran terutama dalam hal yang berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Peserta didik yang semula terbiasa dengan pembelajaran secara daring(jarak jauh) beralih ke pembelajaran tatap muka seperti sebelum pandemi Covid-19. Peralihan ini yang sekarang ini menimbulkan berbagai masalah yang dialami oleh peserta didik.

Permasalahan yang dialami peserta didik begitu kompleks karena sumber masalah bukan hanya berasal dari sekolah saja melainkan berasal dari lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar tempat tinggal peserta didik. Banyak permasalahan yang timbul pada peserta didik bersumber dari keluarga terutama orang tua yang kurang memperhatikan pendiddikan anak-anak mereka, cenderung berfokus pada pekerjaan sehari-hari, menganggap kurang penting mendampingi anak dalam belajar dirumah karena orang tua lebih banyak melakukan aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan. Apalagi dengan adanya kemajuan perkembangan teknologi sehingga orang tua lebih percaya bahwa anak dapat belajar mandiri melalui sumber yang didapatkan dari internet melalui smartphone.

Perhatian Orang Tua semakin berkurang yang membuat anak kurang mendapatkan pengawasan dalam belajar sehingga anak dengan leluasa dapat belajar apa saja dari internet dan lingkungan sekitar yang belum tentu mendukung untuk perkembangan diri kearah yang baik bahkan lebih banyak kearah yang buruk sehingga menimbulkan permasalahan tersendiri bagi anak tersebut pada akhirnya berdampak pula pada proses belajar di sekolah.

Permasalahan peserta didik yang kompleks seringkali berimbas pada kegiatan belajar di sekolah, yang sekarang ini banyak terjadi di sekolah-sekolah dimana terdapat banyak peserta didik yang tidak bisa focus menerima pelajaran yang diberikan Guru, perilaku yang ditunjukkan lebih banyak mengarah yang hal-hal yang kurang pantas, seperti cara bergaul, cara berbicara dengan Guru dan teman cenderung kurang sopan, tidak jarang terjadi perundungan dikalangan peserta didik itu sendiri. Perilaku yang dilakukan oleh kebanyakan peserta didik sebagian besar adalah dampak dari internet atau media social, pergaulan, serta kondisi keluarga dari peserta didik itu sendiri.

Sekolah sebagai tempat untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan serta pendidikan karakter memiliki peran penting dalam menangani permasalahan peserta didik. Hal ini diperlukan bimbingan dari pihak sekolah untuk para peserta didik terutama peserta didik yang bermasalah di sekolah. Sekolah memiliki program layanan yang dapat dilakukan untuk membangun karakter peserta didik. Program sekolah yang dapat mengcover permasalahan peserta didik salah satunya adalah program bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan dan konseling diwujudkan dalam bentuk layanan-layanan BK kepada peserta didik dalam upaya membantu peserta didik dalam mengembangkan kehidupan dibidang pribadi, sosial, belajar, dan karir agar individu dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.

Dalam lingkup layanan bimbingan konseling ada kegiatan pendukung bimbingan dan konseling meliputi kegiatan aplikasi instrumen bimbingan dan konseling, himpunan data, kunjungan rumah, konferensi kasus, tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus. Semua jenis kegiatan pendukung dapat dilaksanakan secara langsung, dikaitkan pada keempat bidang bimbingan serta disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Hasil kegiatan pendukung dipakai untuk memperkuat satu atau beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling

Peserta didik mengikuti pembelajaran disekolah seringkali mengalami permasalahan-permasalahan perlu dilakukan home visit agar masalahnya bisa digali dengan jelas. Banyak kasus yang terjadi pada siswa yang harus diketahui penyebabnya. Hal ini perlu dibangun komunikasi yang baik antara wali kelas, Guru mata pelajaran, terutama Guru Bimbingan konseling dengan orang tua peserta didik agar permasalahan yang dialami peserta didik dapat diatasi dengan baik. Salah satu bentuk layanan bimbingan konseling yang dapat dilakukan sebagai alternatif membangun komunikasi yang baik dengan orang tua peserta didik adalah dengan melakukan kegiatan pendukung bimbingan konseling yaitu home visit atau yang disebut dengan kunjungan rumah. Home visit menjadi cara memperoleh keterangan atau data yang diperlukan dalam memahami lingkungan dan siswa yang memiliki permasalahan.

Home visit menurut Prayitno (dalam Handayani :2017) merupakan upaya untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan anak atau individu yang menjadi tanggung jawab konselor dalam pelayanan konseling. Dengan kegiatan pendukung akan diperoleh berbagai informasi atau data yang dapat digunakan untuk lebih mengefektifkan layanan konseling dan dapat mendorong partisipasi orang tua (dan anggota keluarga lainnya) untuk sebesar-besarnya memenuhi kebutuhan anak atau individu yang bermasalah.

Menutut Yaqien (dalam Dwita: 2018) Kegiatan kunjungan rumah atau home visit mengandung berbagai manfaat untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam sekolah antara lain: a). Munculnya kesamaan visi orang tua peserta didik terhadap sekolah; b). Adanya dukungan orangtua peserta didik terhadap program sekolah; c). Adanya kerjasama antara sekolah dan orang tua dalam menyelesaikan masalah-masalah peserta didik di sekolah; d). Munculnya partisipasi orang tua peserta didik terhadap sekolah; e). Munculnya rasa ikut memiliki dalam menyukseskan program pendidikan; f). Melancarkan program sekolah, baik sekarang maupun akan datang.

Home visit menjadi suatu cara yang dapat dilakukan oleh Guru BK dan guru lainnya sebgai jembatan membangun komunikasi yang efektif. Menurut Jalaluddin (dalam Suprapto: 2017) menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan.

Dalam pelaksanaan home visit ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Guru BK antara lain mengadakan persiapan mental sebelumnya mengenai informasi apa yang ingin diperoleh, Guru BK perlu bersikap wajar, sopan dan menghargai dan ada kesediaan untuk menolong untuk menghindari memberikan kesan seolah-olah diadakan pemeriksaan atau penggeledahan, harus ada kepastian sebelum berkunjung ,bahwa kedatangan konselor akan disambut dengan baik. Kepastian itu dapat diperoleh dari surat balasan yang diberikan orang tua terhadap surat pemberitahuan dari sekolah mengenai rencana kunjungan rumah atau dengan menanyai siswa yang bersangkutan tentang rencana berkunjung ke rumahnya. Kalau siswa tidak menyukainya atau meragukan kerelaan orang tua menerima kunjungan Guru, pada umumnya lebih baik rencana itu dibatalkan saja, Sesudah kembali dari kunjungan rumah, pembimbing membuat laporan singkat tentang informasi yang diperoleh dengan membedakan antara fakta dan datadengan kesan pribadi yang merupakan interpretasi terhadap informasi .Laporan disimpan sendiri dan tembusan dilampirkan pada kartu pribadi siswa yang bersangkutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun