Pati (05/08/2020), Salah satu dampak dari pandemik virus covid-19 dalam bidang pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar tatap muka diubah menjadi sistem daring. Pembelajaran sistem daring memiliki beberapa kekurangan.
 Adapun kekurangan dari sistem pembelajaran daring adalah harus memiliki koneksi internet dan perangkat yang memadai, orang tua diharuskan membimbing kegiatan belajar, dan memiliki tugas yang cenderung membuat siswa SD mengalami kejenuhan dalam proses belajar daring. Melihat hal ini, mahasiswi KKN Anik Asmawati mengenalkan pembuatan aquascape dengan memanfaatkan botol bekas untuk mengatasi kejenuhan.
Di Desa Klayusiwalan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, dia menjelaskan mengenai pengertian mini aquascape, macam-macam gaya desain, proses pembuatan, alat dan bahan, serta manfaat pembuatan mini aquascape dari botol bekas.
Latar belakang pelaksanaan program ini yaitu hasil survei siswa SD yang merasa jenuh dalam pembelajaran sistem daring. Isqi (08/07/2020) mengatakan bahwa dia merasa jenuh dengan pembelajaran online dan ingin masuk sekolah seperti biasa.
Aquascape sendiri merupakan seni meniru ekosistem alam dengan mengatur susunan batu, pasir dan tanaman dalam suatu akuarium.
Anik menjelaskan bahwa pembuatan mini aquascape dari botol bekas dapat meningkatkan kreativitas anak, mengurangi limbah botol bekas, dan mengatasi kejenuhan selama pembelajaran daring.
"Mini aquascape mengajarkan anak-anak untuk peduli lingkungan dan meningkatkan keativitasnya karena dalam aquascape terdapat nilai seni sehingga menyerupai ekositem asli di alam", ujarnya pada Rabu (05/08/2020).
Pelaksanaan KKN pada tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, yaitu dilaksanakan di kampung halaman masing-masing. Dalam kegiatan KKN ini diharapkan ilmu yang didapat mahasiswa dapat diaplikasikan kepada masyarakat. Adapun tema KKN tahun ini yaitu  "Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid -- 19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGS)".
Penulis : Anik Asmawati
Editor : Rani Tiyas