Mohon tunggu...
Aniswatin Khoiroh
Aniswatin Khoiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Banjarmasin - Malang

Hanya seorang pemudi yang Suka baca, nulis, suka ngobrol juga, suka anak-anak, suka belajar dari siapapun dan apapun, suka jalan-jalan, foto di alam, ohiya juga suka bunga matahari, suka makan yang manis-manis tapi pedes juga, lebih tepatnya kalo gak seimbang gak enak, jadi berusaha menyeimbangkan hihi.. Anaknya Gak fomo juga, Kalau kata teman-teman "sii yang punya jalan pikiran dan ritmenya sendiri". Yaa cukup sekian, semoga tulisan-tulisan di blog ini bermanfaat walaupun cuma sedikit gappa hehe

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cara Mengendalikan Emosi

31 Agustus 2018   05:52 Diperbarui: 31 Agustus 2018   07:45 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Kali ini saya akan membagikan suatu bacaan yang saya rasa sangat menarik dan bermanfaat. Mengapa demikian? karena ini sangat menjadi bagian yang dominan dalam diri kita, yaitu bagaimana cara mengendalikan emosi yang tertuang dalam buku "psikologi umum" karangan Drs. Alex Sobur, M.Si .

Mengendalikan emosi itu penting. Karena hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa emosi mempunyai kemampuan untuk mengomunikasikan diri kepada orang lain. Orang-orang yang kita jumpai di rumah atau di kantor akan lebih cepat menanggapi emosi kita daripada kata-kata kita. Bagaimana? Mari kita ingat kembali dan ini memang kenyataannya. Emosi kita akan mempengaruhi emosi orang-orang di sekitar kita.

Supaya pergaulan kita sehari-hari dapat berjalan lancar dan dapat menikmati kehidupan yang tentram, kita tidak hanya harus mampu mengendalikan emosi kita, namun juga harus memiliki emosi yang tepat dengan mempertimbangkan keadaan, waktu dan tempat. Maka menurut Wedge (1995), rahasia hidup yang bahagia dapat dinyatakan dalam satu kalimat singkat : "Pilihlah emosi anda seperti anda memiliki sepatu anda". 

edge berpendapat bahwa emosi manusia itu ibarat sepatu, jika pas, berarti enak dipakai, tetapi kalau tidak pas dapat melecetkan kaki. Demikian pula emosi yang tidak sesuai dapat berakibat buruk bagi kita bahkan lingkungan sekitar kita. Hal ini terjadi jika kita tidak mampu mengendalikan emosi.

Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa peraturan untuk mengendalikan emosi:

  •  Hadapilah emosi tersebut
  • Orang yang membual bahwa dia tidak takut menghadapi bahaya, sebenarnya melipat duakan rasa takutnya sendiri. Bukan saja dia takut menghadapi bahaya yang sebenarnya, tetapi juga takut menemui bahaya. Sumber emosi tambahan ini dapat dihindarkan dengan jalan menghadapi kenyataan yang ditakutkan atau kenyataan yang menyebabkan timbulnya perasaan marah.
  •  Jika mungkin, tafsirkanlah kembali situasinya.
  • Emosi adalah bentuk dari suatu interpretasi. Bukan stimulasi sendiri yang menyebabkan atau mengakibatkan reaksi emosional, tetapi stimulus yang salah ditafsirkan. Misalnya seorang pegawai dicekam perasaan takut karena dipanggil menghadap atasannya. Perasaan takut ini bisa dikurangi jika pegawai tersebut menafsirkan panggilan itu bukan didorong oleh ketidaksenangan, tetapi didorong oleh keinginan atasannya untuk memperoleh penjelasan. Reinterpretasi itu bukanlah hal yang mudah, sebab memerlukan orang lain untuk melihat situasi sulit yang dialaminya dari sudut pandang yang berbeda.
  •  Kembangkanlah rasa humor dan sikap realistis
  • Terkadang situasi itu begitu mendesak sehingga memerlukan reinterpretasi yang lama. Dalam hal seperti ini, humor dan sikap realistis dapat menolong. Tertawa bisa meringankan ketegangan emosi. Energy ekstra yang disediakan oleh perubahan-perubahan internal harus disalurkan. Karena itu, untuk bisa kembali santai, orang perlu melakukan suatu kegiatan.
  •  Atasilah secara langsung problem-problem yang menjadi sumber emosi.
  • Memecahkan problem pada dasarnya jauh lebih baik ketimbang mengendalikan emosi yang terkait dengan problem tersebut. Misalnya saja begini,daripada berusaha mengendalikan perasaan takut akan kehilangan suatu posis, lebih baik berusaha membina diri dan menjadi ahli dalam suatu pekerjaan yang berkaitan dengan posisi tersebut, daripada takut menghadapi situasi social lebih baik belajar menguasai kecakapan dan keterampilan-keterampilan social agar diperoleh kemantapan dan kepercayaan pada diri sendiri.  Salah satu pendapat wedge adalah bahwa " Kita tidak boleh menjadi budak dari emosi, tetapi harus menjadi tuan dari emosi kita. Jika kita benar-benar berusaha untuk tidak membiarkan emosi-emosi yang tidak menyenangkan "bercokol" dalam diri kita dan menggantinya dengan emosi-emosi yang menyenangkan, dalam waktu yang tidak lama, suasana hati akan selalu ceria dan penuh semangat. Dengan demikian, emosi menjadi modal yang besar bagi hidup kita, bukannya menjadi kecenderungan yang membuat kita frustasi. 
  • Sekian, Semoga bermanfaat :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun