Mohon tunggu...
Humaniora

Sekelumit Masalah Anak

5 September 2017   07:15 Diperbarui: 19 September 2017   08:23 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari beberapa cerita yang saya baca maupun yang saya dengar tentang macam-macam perlakuan yang tidak mengenakkan pada anak, saya menjadi teringat akan masa kecil saya yang juga pernah mendapatkan pengalaman yang sama, dan sampai sekarang masih teringat jelas kejadiannya. Saat itu saya duduk di bangku sekolah dasar, namun saya tidak ingat kelas berapa. Ketika itu pelajaran berjalan seperti biasanya, pada waktu itu yang mengajar adalah guru laki-laki.

Saya masih ingat kalau guru tersebut mengajar pelajaran IPS (ilmu pengetahuan sosial). Saat itu seperti halnya guru-guru pada umumnya, dalam proses pembelajaran guru menanyakan perihal pelajaran yang telah dijelaskan. Dan pada waktu itu kebetulan saya yang mendapatkan pertanyaan dari beliau dan tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut. Ketika saya tidak berhasil menjawab pertanyaan yang beliau ajukan seketika itu kepala saya dipukul (di tutuk= dalam bahasa jawanya) dengan ujung buku yang beliau pegang. Masih teringat jelas saat itu bahwa buku pelajaran yang beliau pegang dengan yang saya miliki merupakan buku yang tebal. 

Kebayang bagaimana sakitnya saat itu, namun saya hanya bisa terdiam menahan rasa sakit itu sampai tiba dirumah. setelah kejadian itu semua anak terlihat diam, entah karena takut dilontarkan pertanyaan lain yang nantinya akan bernasib sama seperti saya ataupun karena hal yang lain sayapun tidak tahu. Yang pasti bukan sekali itu saja, namun guru tersebut sudah terkenal dengan cara mengajar yang seperti itu. setibanya dirumah saya pun sempat mengadukannya kepada orangtua, bukan karena apa-apa tetapi lebih kepada rasa sakit yang masih saya rasakan di kepala saya. namun tak banyak hal yang saya dapatkan setelah menceritakan semuanya kepada orangtua saya, mereka hanya bisa pasrah melihatnya. Entah karena tak mau masalah itu menjadi berlarut-larut atau bagaimana, tapi memang begitulah orangtua saya. yang pasti setelah kejadian itu saya menjadi takut sekaligus menjadi lebih pendiam, tidak berani mengutarakan pendapat. Karena takut salah dengan jawaban dan pendapat yang saya lontarkan.
            entah itu sesuatu yang wajar ataupun tidak, yang jelas semenjak kejadian itu bukan hanya saya saja yang mengalami perubahan tetapi anak-anak yang lain juga merasakan hal sama. Sebab bukan hanya saya yang menjadi korban, melainkan sudah banyak anak. Baru-baru-ini saya mendengarkan keluhan adik saya yang duduk dibangku sekolah dasar yang sama seperti saya, tentang seorang guru yang ternyata itu adalah guru yang sama yang dulu pernah memperlakukan hal yang tidak mengenakkan. Setelah saya mendengarkan keluhan adik saya, seketika itu yang muncul dalam benak saya "ternyata masih sama seperti dulu". 

Masih menjadi guru yang paling ditakuti oleh semua murid. Sebenarnya jika dilihat dari pengalaman saya, seharusnya seorang guru tidak harus melakukan tindakan yang dapat menganggu kondisi psikis muridnya, apalagi hanya karena hal sepele semacam itu. mengapa saya mengatakan sepele, karena yang namanya anak disekolahkan agar mereka yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak bisa menjadi bisa. dan bukankah sudah menjadi tugas seorang guru harus mengajarinya dengan sabar, karena tidak semua anak mampu menguasai dan memahami materi pelajaran. bukankah seharusnya saat murid tidak tahu sudah menjadi tugas guru untuk membantu, memberikan penjelasan dan pengertian, tetapi jika dalam mengajar ada guru yang seperti itu maka tidak sedikit anak yang akan terganggu kondisi psikisnya dan mentalnya yang kemudian nantinya akan memiliki pandangan bahwa sekolah itu menakutkan, bahwa sekolah itu tidak menyenangkan dan sudah pasti mereka akan malas untuk berangkat ke sekolah kemudian belajar.
            Bisa jadi ketika anak yang pernah mendapatkan perlakuan seperti itu akan seketika berubah menjadi pribadi yang lebih tertutup dan membuatnya tidak percaya diri. Mungkin ada yang menganggap masalah seperti ini merupakan hal yang biasa, namun jika dilihat lebih jauh perlakuan semacam ini menimbulkan dampak yang begitu berpengaruh dalam perkembangan anak. 

Terlebih lagi perilaku, pemikiran serta sikap mereka. Mungkin ada anak yang pernah mengalaminya tapi tidak berdampak apa-apa, namun perlu diingat juga bahwa setiap anak memiliki karakter dan kondisi yang berbeda-beda, yang tidak akan sama satu dengan yang lainnya. Dengan seperti itu penanganan serta kebutuhan tiap anak sudah pasti berbeda. Mungkin pada zaman saya dulu pengetahuan orangtua dalam menghadapi masalah semacam itu masih terbatas, sehingga saat adanya masalah tersebut belum ada penanganan lebih lanjut dari orangtua agar anak tetap mempunyai sikap percaya diri, tetap semangat dalam hal belajar dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
            bukan hanya anak saja, namun sesekali perlu adanya keberanian dalam diri orangtua selaku wali murid untuk sekedar memberikan teguran atau lebih tepatnya konsultasi atas apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi tetap, guru tidak boleh beranggapan bahwa anak tersebut tukang ngadu atau bahkan menandai anak tersebut.

Perlu diketahui juga bahwa anak merupakan pribadi yang jujurdan polos, jadi anak tidak bisa disalahkan jika mereka mengadu pada kedua orangtuanya karena mereka merasa bahwa yang mereka lakukan bukanlah sebuah kesalahan yang fatal sehingga mereka harus mendapatkan perlakuan dan hukuman yang menurut saya tidak pantas dilakukan dihadapan anak bahkan kepada anak itu sendiri. Sebagai guru hendaknya memberikan contoh dan teladan yang baik kepada anak didiknya sehingga kelak itu semua akan tetap diingat oleh mereka sekaligus dapat mereka terapkan dalam kehidupan selanjutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun