Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ditembak Bujang Petani Millenial Dam Licin

5 November 2021   14:36 Diperbarui: 5 November 2021   14:48 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


"Aku tidak bisa berpijak di sebuah tempat, apalagi mengurus rumah, menjadi istri."


"Aku tidak mencari pengurus rumah."


"Aku tak pandai memasak."


"Aku tak mencari koki."


"Aku sudah tua."


"Apa bedanya, kelakpun aku menua. Bersamamu."


Percakapan antara Mbak Day dan Shadeeq. Bujang itu membantah seluruh argumentasi penolakan mbak Day. Membuat aliran sungai di Dam Licin bersorak, makin deras menepuki kekalahan mbak Day berkata-kata.

Hening, Shadeeq membuat mulutnya terkatup. Kesendirian itu nikmat memang, akan tetapi ditemani begini, siapa yang tak suka?

Malu usia terlupakan. Shadeeq membuatnya kembali seperti perawan. Ikan-ikan di ceruk sungai berlompatan, menertawakan sipu malu yang muncul dari rona mbak Day. Sesuatu yang lama tak ia rasakan.

Baiklah, mungkin saja ini cinta. Tapi menikah? Dengan bujang? Mbak Day takut bermasalah.

"Ada aku di sisimu. Kita hadapi semuanya. Hanya satu yang kuminta darimu mbak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun