Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dicari! Ide Kreatif Memanfaatkan Bahan Bekas Membuat Alas Sepatu dan Matras

14 September 2021   14:29 Diperbarui: 14 September 2021   16:27 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhammad Zaini (kopyah hitam) | Dokpri

Tiap hari membuang 1 karung limbah bekas alas sepatu. Tidak laku jual, membakar menjadi pilihan terakhir bagi Iffah, Bu RW dusun Wonoayu desa Gempol Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan.

Pada tiap pembakaran, hati bu RW selalu teriris, sampah itu misal bertemu orang kreatif pasti menjadikan sesuatu. Hal yang kurang dikuasai oleh bu RW, pemilik pabrik alas sepatu, karpet sapi dan matras ini.

Bu RW diantara bahan alas sepatu dan matras (dokpri)
Bu RW diantara bahan alas sepatu dan matras (dokpri)
Sisa potongan banyak, kalau jenis lain bisa dijual atau dimanfaatkan, tetapi untuk jenis tertentu harus dibuang. Susah membuang opsinya ya dibakar. 1 karung itu banyak, tenaga pembuang tak ada. Kalaupun bisa sungkan sama pengambil, memenuhi mobil sampah. Ini yang menumbuhkan rasa sayang pada hati bu RW.

"Eman, sayang kalau dibuang percuma. Searching you tube juga belum menemukan. Mungkin ibu punya ide," cetusnya waktu saya berkunjung ke rumah sekaligus pabrik pembuatan alas sepatu dan matras itu.

Untuk saat ini limbah tidak terlalu banyak mengingat produksi jauh berkurang imbas pandemi, akan tetapi kalau normal bisa berkarung-karung. Itu yang dia jelaskan pada saya tentang volume limbah yang biasanya tersisa usai produksi.

Bu RW ini saya lihat memang mempunyai perhatian besar pada sampah, tidak ingin membuangnya begitu saja. Maunya bermanfaat andaikan tak bisa dijual menjadi uang. Ini yang saya tangkap dari hasil perbincangan usai acara saya meliput pembagian KIA yang dilakukan sekretaris dewan Muhammad Zaini ke TPQnya beberapa waktu lalu.

Bukan kampanye loh, murni passion saja. Wong bukan Dapil M.Zaini juga dan tidak segera Pilkada. Saya suka jalan-jalan sambil melakukan sesuatu, M. Zaini suka bersinggungan dengan masyarakat yang ingin dibantu meski bukan dapil, Click.

Muhammad Zaini (kopyah hitam) | Dokpri
Muhammad Zaini (kopyah hitam) | Dokpri
Buktinya di desa Wonoayu ini. Cuma mengikuti akun dan mengabarkan kondisi TPQnya Roudhotus Sholikhin, salah satu guru TPQ  Bu Iin sudah berhasil mendapatkan bantuan dari sekretaris komisi 3 dewan itu, bisa mengundang juga.

Saya memutuskan datang, sesudah dihubungi M.Zaini karena acaranya TPQ, sebuah kegiatan yang saya ikut mengelola juga. Maka saya terima ajakan, berangkat sambil nengok ibu di rumah Bangil yang dekat lokasi. Tidak ada target apa-apa selain berburu ilmu dan pengalaman. Ingin mendapat sesuatu yang baru.

Diskusi tanya jawab antara sekretaris dewan, anggota dewan, pemangku dusun dan pengurus TPQ usai acara mengarah pada pengelolaan kebersihan lingkungan ternyata. Bu RW mengatakan keinginan untuk punya TPST juga mengelola sampah yang ada di dusun. Sang sekretaris dewan menyanggupi membantu pengadaan lewat usulan rapat dewan sambil memberitahukan pada peserta bahwa saya adalah relawan sampah yang sudah bikin bank sampah dimana-mana tanpa dibayar.

Bu RW dan Pak RW (dokpri)
Bu RW dan Pak RW (dokpri)
Wah, tersanjung dipuji gitu, sekaligus beban moral mempertanggung jawabkan.   Begitu pertemuan usai saya tak langsung pulang. Diskusi intens sambil melihat lokasi pabrik milik bu RW Ifah dan suaminya pak Untung membuat saya sedikit repot menemukan ide.

Yang bertumpuk di kepala adalah menjadikannya kerajinan tangan. Mungkin bros, ikat rambut, dompet, tepak pencil, atau bisa pula dimanfaatkan untuk bahan kolase guru-guru PAUD.

Sore ini saya datang  ke dusun Wonoayu lagi. Akan ada pertemuan PKK RW, sekitar 100 an orang diperkirakan datang. Wuidih, ngeri-ngeri sedap. Pengumpulan massa yang saya hindari saat pandemi ini. Akan tetapi bu RW menyatakan siap prokes, lokasi cukup luas jadi jaga jarak dimungkinkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun