Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Di Balik Cerpen "Ditembak Bujang Dam Licin"

31 Agustus 2021   08:06 Diperbarui: 31 Agustus 2021   09:43 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air terjun mini Dam Licin (Dok. Pribadi)

Ada celetukkan lagi yang memekakkan, "Sampean itu yang sering datang bantu, beri uang untuk biaya kerja bakti. Jangan datang kalau ada bupati saja. Habis itu pergi."

Blum! Disangka saya mau pamer muka apa? Meliput orang penting yang datang itu bukan karena saya dapat uang, tapi perlu sebagai sarana promosi gratis lokasi Dam Licin.

Up media tetap saya lakukan tanpa saya hadir, ada reporter ada kru, ada rombongan media. Saya bisa menulis tanpa saya datang. Video reportase yang dikirim cukup bagi saya sebagai bahan menulis. Wawancara bisa saya lakukan by chat dengan nara sumber utama.

Kalau tak ada halangan saya akan datang, tapi kalau tidak bisa ya saya akan minta bantuan orang. Yang penting saya tetap melakukan sesuatu. Sedihnya, saya  merasa dalam otak mereka hanya uang. Saya disangka dapat uang, sehingga mereka juga mau uang dari saya.

Emosi di pucuk kepala, anak-anak muda itu sungguh tidak tahu sopan santun. Dipikir rumah saya dengan Dam Licin sekedipan mata apa? Mungkin pak Kades pernah mengalami nasib seperti saya, diperlukakan tak sopan oleh mereka.

3 jam perjalanan harus saya tempuh untuk mencapai lokasi, naik motor sendiri biasanya memakan waktu 2 jaman. Kalau ngebis lalu ngojek 3 jam. Pertimbangan biaya juga. Tidak cukup 100 ribu kalau naik angkutan publik. Ada dana dan waktu baru saya berangkat.

Kehadiran saya mereka anggap mendapat sesuatu, kengototan saya mengangkat kembali Dam Licin dituduh sarat kepentingan untuk saya mendapat keuntungan. Padahal, 0 rupiah saya dapat kalau saya datang melakukan upaya-upaya mengangkat kembali Dam Licin.

Buku Dam Licin (Dok. Pribadi)
Buku Dam Licin (Dok. Pribadi)
Baiklah, dahulu memang saya datang diminta  Kades. Ada uang dibalik kedatangan. 6,5 juta rupiah kontraknya, dengan rincian  2,5 juta untu membayar biaya video profil desa 3 kategori, 2 juta untuk riset dan terbit buku cetak, 1 juta honor saya datang dan up media selama 1 bulan pendampingan, 1 juta honor konsultan dan risetter wisata.
Juara 2, diumumkan virtual lewat channel KNPI Kabupaten Pasuruan (Dok. Pribadi)
Juara 2, diumumkan virtual lewat channel KNPI Kabupaten Pasuruan (Dok. Pribadi)
Apakah saya mendapatkan uang itu? Tidak. Video tlah jadi, yang mengerjakan Sony, salah satu kru Trans TV, anggaran 2,5 juta itu sangat murah. Meraih juara 2 lomba se Kabupaten Pasuruan,  begitu pula buku. Tetapi yang terbayar hanya 4,5 juta. Artinya uang keringat saya nihil. 

Konsultan wisata Ojin, melatih Kades Body Rafting (Dok. Pribadi)
Konsultan wisata Ojin, melatih Kades Body Rafting (Dok. Pribadi)
Bahkan tekor 1 juta untuk membayar konsultan wisata kawan saya Ojin, yang tentu saja hitungan umum murah sekali. Karena kontrak dengan dia biasanya diatas 10 juta untuk pendampingan, membuat konsep dan design kawasan wisata. Dia mau lakukan karena one man show saya dampingi sendiri.

Rugi? Secara finansial ya. Saya rugi datang ke Dam Licin. Rugi waktu, tenaga dan biaya. Nominal tersebut diatas saya ungkap demi menangkis rumor bahwa untuk mendatangkan saya, ada bayaran yang saya peroleh.

6 juta rupiah saya terima beredar keras di warga setempat sampai saya ketahui ketika seseorang konfirmasi. Sehingga saya tunjukkan rincian yang selama ini erat saya simpan sendiri. Tak pernah memaparkan, sebagai kenangan saja. Dibayar sisa ya sukur enggak pun saya tetap akan datang ke Dam Licin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun