Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lahir dari Rahim Pancasila

1 Juni 2021   05:20 Diperbarui: 1 Juni 2021   05:26 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Darah merah penuhi dada di badan
Bergemuruh tiap tatap kepiluan
Ingin merengkuh
Ingin terus mengayuh
Menuju yang lambaikan uluran

Bumiku berpijak sama
Matahariku demikian pula
Hanya baju luar saja pembeda
Penunjuk identitas muasal
Penanda panggilan

Ibu mengajarkanku kasih pada semua
Yang lahir dari belahan manapun tanah nusantara
Ayah gelorakanku bela angkara
Bagi siapa saja yang ingin runtuhkan negara

Dadaku dipenuhi cinta
Dengan kata-kata dari 5 yang tertera
Mataku hanya memandang 5 pula
Dari gambar yang melekat erat di dada garuda

Pun Jiwaku, tak bisa lepas dari cengkeraman pita panjang
Dua cakar yang erat menggenggam
Satu kalimat sakti penyatu perbedaan
Bhineka Tunggal Ika

Darah pernah tumpah
Nyawa melayangpun pernah
Tugasku menjaga, taat aba-aba
Agar tak ada lagi yang memecah belah

Merah putih harus tetap berkibar
Bumi pertiwi butuh diselamatkan
Dari gerakan pemecah persatuan
Indonesia, padamu kuabdikan

Kucintai negaraku
Kusayangi bangsaku
Kubela sepenuh jiwa raga
Karna aku terlahir dari rahim Pancasila

Anis Hidayatie untuk Kompasiana
Ngroto,  1 Juni 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun