Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sebelum Hutang Rajin Datang, Sesudah Dapat Menghilang

24 Maret 2021   05:50 Diperbarui: 24 Maret 2021   06:16 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Apa yang membuat sakit hati orang yang menghutangi pada si penghutang?

Hilang

Hilang, menghilangnya kabar dari si penghutang. Lenyapnya si penghutang dari permukaan pandangan dan raibnya cerita-cerita si penghutang dari media apapun.

Padahal dahulu, sejuta kisah disampaikan mengiringi pentingnya dia dibantu. Narasi kebutuhan akan uang bisa dibangun sedemikian rupa sehingga terasa nyata si penghutang membutuhkan betul uang itu. Kadang dilengkapi gambar atau video, misal di rumah sakit, di tempat kecelakaan atau di tempat musibah.

Memantik empati, membuat iba yang melihat, dibumbui narasi memiriskan hati. Membuat siapa saja yang melihat terdorong ingin melakukan sesuatu. Mengucurkan bantuan, uang terutama, karena dari kejauhan hanya uang yang bisa diberikan untuk menolongnya.

Dalih meminjam sebentar, nanti kalau gajian, atau motor terjual melantun bak lagu pilu. Lalu, setelah didapat uang itu, satu dua hari masih berkabar, memberitahukan kondisi betapa sudah baik sesudah mendapat pinjaman. Hari ketiga jarang, hari keempat hilang sudah.

Saat gajian tiba, pada hari harusnya dia membayar, jangankan kabar, say hello saja tidak. Atau mengatakan maaf karena tak mampu membayar hutang, ketika ditagih jawabnya mengelak.

"Aku sedang tak ada uang, kucingku habis lahiran dia butuh biaya persalinan."

Lain waktu alasan berbeda diberikan,

"Aku akan bayar semua, kalau perlu kulebihin tapi jangan sekarang, bisnisku sedang bangkrut."

Pemberi hutang laiknya pengemis, padahal dia sedang meminta uangnya sendiri. Disinilah petaka kemudian terjadi. Retak hubungan pertemanan, hancur luluh silaturahmi yang pernah dijalin. Tersebab hutang.

Pembaca yang budiman dan budiwoman, apakah anda pernah mengalami kejadian serupa? Saya baru saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun