Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dikangeni Lelaki Beristri

28 Januari 2021   05:10 Diperbarui: 28 Januari 2021   06:28 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Gawai pagi bergetar, notif nama di telegram menunjukkan pesan.

"Kangen,"

Pesan yang cukup mengagetkan. Nama lelaki tak asing mampir. Kawan dekat, teman  mengerjakan project bersama. Canda halu sering jadi hiasan chat, tak ada sedikitpun bucin meski sering kata-katanya bikin jatuh hati.

Pandai menggombal, itu ciri khas yang melekat pada mulutnya. Ladies first, perlakuannya pada perempuan juga mendukung kesan mengutamakan. Membukakan Pintu mobil, membawakan tas berat, berada di kanan saat berjalan bersama, tangan terkembang bila di penyeberangan.

Bila tak kenal siapa dia bisa baper mendapat perlakuan demikian. Lelaki itu sosok idaman perempuan yang mirip di novel-novel barat. Perlente, gentle, menjadikan perempuan bak dewi.

Pengamatan akan sikapnya pada perempuan lain membuatku memagari hati dan diri. Dia Cassanova, sehingga gede rumongso, Ge Er, kujauhkan dari rasaku. Hati-hati agar tak jatuh hati. Buka sedikit gawat, dia bakal masuk mengisi ruang rindu yang lain.

Aku tidak mau lagi Dy, laki-laki adalah persoalan terbesar yang harus kujauhi. Meski keseriusan dinyatakan. Timbunan masalah bakal menganga sebesar kawah Bromo kalau aku berani melanggar pagar. Anakku, pun emak mertuaku. Peninggalan suami yang untuknya aku hidup kini. Mereka akan sakit hati kalau aku berani buka hati.

Maka, tidak membuka pintu untuk lelaki baru adalah sikap yang kuambil. Sendiri, tak apa kujalani hidup ini tanpa pasangan lagi. Godaan pada niat itu sedemikian bertubi. Ada saja lelaki yang datang mengajukan pinangan. Namun aku bergeming. Kata orang janda memang lebih menawan. Sampai-sampai ada plesetan akronim korona, komunitas rondo mempesona. Itu setidaknya kubuktikan sudah.

Lelaki datang silih berganti, menjatuhkan hati. Kalau tak waspada bisa menggamitnya. Itu berbahaya, maka yang kulakukan pada lelaki seperti itu adalah ketegasan sikap. Menunjukkan penolakan transparan. Tanpa majas atau perumpamaan. Supaya dia tahu tidak ada kesempatan.

Terkhusus pada lelaki  yang sudah beristri, apalagi dengan model raja gombal. Menolak sambil berpesan untuk mengingat istrinya saja, itu yang sekarang kulakukan padanya yang mengindikasikan pendekatan.

Trauma pernah diperlakukan kurang ajar membuatku bertindak demikian. Menutup peluang, meniadakan ruang perbincangan yang menjurus pada ungkap perasaan. Dibilang lebay, sok jaim aku tak peduli. Terpenting diriku aman dari godaan dan gangguan lelaki hidung belang mata keranjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun