Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sepatu Rajutan Tangan, Laris Manis Jelang Lebaran

20 Mei 2019   19:42 Diperbarui: 20 Mei 2019   20:07 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aneka sepatu rajut handmade/dokpri

Banyak barang yang dibutuhkan orang jelang lebaran, penunjang penampilan utamanya, dari ujung rambut, hijab, atau peci. Hingga ujung kaki, sendal atau sepatu. Produk produk itu menjadi yang paling dicari saat bulan suci. 

Bagi pelaku bisnis, ini tentu tak boleh dilewatkan, peluang sedang membentang, maka harus ditangkap dengan sebaik baiknya. Menyediakan barang lebih banyak dari biasanya, pun mengakomodasi trend model yang sedang berlaku di masyarakat. Ini mutlak dilakukan bila tetap ingin ambil bagian, dari ketatnya persaingan.

Pasar konvensional atau online, transaksi nya mengalami lonjakan tajam. Pengusaha terkadang sampai kualahan memenuhi pesanan, maka tambah modal, tambah karyawan, mendadak perlu dilakukan. Jelang lebaran sebetulnya bukanlah waktu yang tepat untuk mengajukan pinjaman modal. Perbankan sering kali sulit menyetujui pembiayaan, apalagi yang tidak punya agunan.

Ini seperti yang dialami teman saya. Mbak Novie, begitu saya memanggilnya, novelis asal Rungkut Surabaya. Tahun ini dia sedang menggeluti usaha sepatu rajut, bekerja sama dengan perajin sahabatnya Nia, asal Bendulmerisi Surabaya. 

Untuk memenuhi pesanan sandal rajut yang dia jual, modal seringkali menjadi kendala. Tak ada jaminan, maka fintech Syariah dia lirik untuk membiayai bisnisnya, hanya mengisi data-data yang diperlukan di website dia sudah bisa mendapatkan tambahan modal.

Nia, sedang mengerjakan sepatu rajut pesanan/dokpri
Nia, sedang mengerjakan sepatu rajut pesanan/dokpri

Sepatu rajut itu dia tawarkan secara konvensional dan online, pesanan terbanyak ternyata melalui media sosial, maka untuk pembayaran dia membuka rekening khusus, mengandalkan fintech untuk memudahkan transaksi. 

Mula-mula dia posting sepatu rajut dalam berbagai model dan motif,  contoh di berbagai media sosial yang dia miliki. Facebook, Instagram, WhatsApp kemudian dia membuat list calon konsumen, menghubungi mereka satu persatu, menawarkan dagangannya. Untuk satu pasang sepatu dia patok harga 160.000 rupiah. 

Keunggulan yang dia tawarkan adalah handmade ori, limited edition, sesuai dengan keinginan pemesan. Tenggat 1 Minggu dari waktu pesanan dia janjikan barang sudah di tangan. Bahan dasar sepatu terbuat dari plastik berkualitas bagus yang lentur dan nyaman dipakai. Tak perlu khawatir kena air, bahan plastik tentu anti air, kalau kotor mudah dicucipun.

Kaya warna dan motif/dokpri
Kaya warna dan motif/dokpri

Mendapat sambutan positif dari konsumen, mbak Novi makin rajin mencari referensi inovasi model dan motif sepatu rajutnya. Segala warna dan motif pesanan konsumen berusaha dia penuhi. Secara kepuasan pelanggan adalah nomor satu. 

Dia ingin customer juga menjadi bintang iklan gratis bagi produknya, maka memuaskan konsumen itu satu satunya jalan yang dia tempuh agar pembeli rela getok tular, mengenalkan sepatu yang mereka pesan kepada orang lain.

Untuk sistem penjualan dia juga membuka reseller, atau dropship. Ada keuntungan 15 persen akan diberikan pada dropshiper yang bersedia menjualkan. Ini ternyata membuat produknya makin laku keras, secara pesaing untuk jenis sepatu rajut belumlah tinggi. Tak banyak orang melirik bisnis ini, Jadi peluang bisnisnya masih terbuka lebar. 

Bagi konsumen pemesan sepatu rajut, bisa mendapatkan sepatu tersebut untuk lebaran merupakan hal yang dinantikan, karena produk sepatu ini tak banyak ditemukan di pasaran. Pemakai tentu merasa eksklusif, karena sepatu yang dia pakai tak ada yang mengembari. Bisa menjadi ciri khas, semacam identitas kepemilikan. " Ini loh sepatunya sista Anu."

Agar aman di permodalan, mbak Novi meminta pada para pemesan untuk memberi uang muka dahulu sebesar 50 persen dari harga jual, transfer ke rekening khusus, untuk kemudahan transaksi pembayaran. Sehingga dia tetap bisa menjalankan roda bisnisnya meskipun pesanan meningkat jumlahnya. 

Begitulah, sepatu rajut handmade ori telah membuat Mbak Novi menjadi seorang pengusaha sukses dadakan. Mengandalkan fintech, yang Bank Indonesia mendefinisikan financial technology sebagai hasil gabungan antara teknologi dan jasa keuangan, yang mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat. 

Jadi, yang pada awalnya harus melakukan transaksi dengan bertemu langsung atau bertatap muka, kini bisa dilakukan walau dengan jarak jauh dalam hitungan detik saja. Cukup menggunakan smartphone, tanpa harus antri di bank atau menuju ATM,  menghemat waktu dan tenaga karena tidak perlu menuju tempat tersebut.

 Ramadhan tahun ini mbak Novi menuai berkah finansial dengan menjual sepatu rajut jelang lebaran. Satu hal yang dulu tak pernah dia lakukan. Dunia online telah memberikan keuntungan padanya untuk perkembangan bisnis sepatu rajut yang dia rintis. Fintech ternyata bisa diandalkan, Mbak Novi sudah membuktikan.

dokpri
dokpri

Reportase: Sosok pengusaha dadakan
di bulan puasa yang andalkan fintech


#thr2019hari14 #samberthr

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun