Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cinta, Sumber Energi Terindah yang Tak Pernah Punah

11 April 2019   09:58 Diperbarui: 11 April 2019   10:02 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gelombang rindu mengabarkan pada pemilik aksara. Pujangga cinta menebarkan aroma dupa asmara. Untuk pemilik rindu puja, akan gairah nan tumbuh lestari tiada pernah mati. Begitu yang saya rasakan ketika diminta untuk menulis testimoni pada buku ini.

Untuk cinta hasrat menghirup wangi dunia terus bersemi. Energinya meniupkan kekuatan menakjubkan. Dalam tunggu dihela rindu. Dengan setia untuk kekasih tercinta. Tak ada cela dengan cinta, semua tertata begitu indah. Bahkan amukan cemburu menjadi penguat cinta makin lekat. Erat.

Buku  antologi prosa Aku Kau dan Cinta, yang ditulis oleh Yayank Maulana dan kawan-kawan, menyajikan itu semua. Diterbitkan oleh Yama Rose Publisher.  Membincangkan tentang gejolak bertemu, penantian sepenuh kesetiaan, kerinduan yang mengiringkan kebahagian, lebur dalam satu untaian kata CINTA.

Ditulis oleh 7 orang penulis. Yang salah satunya adalah Kompasianers Yosh Cecilia. Perempuan penyuka sastra terkhusus prosa dan puisi. Torehannya dituangkan dalam judul Keabadian Cinta dan Genta Asmara.

Satu cuplikan dari Keabadian cinta berbunyi,

Ini tentang sebuah kerinduan. Di mana hadirmu menjadi candu yang memabukkan dalam cawan asmara. Hingga pada akhirnya aku terpesona dan jatuh cinta.

Juga yang bertajuk  genta asmara, dengan untaian bait yang memikat,

Genta cinta berkumandang lantang di langit gemintang. Lalu kudapati diri terdampar pada satu hati. Meniti di setiap mimpi indah yang tak lelah datang menghampiri. Mencari  kebenaran tentang sebuah arti. Meletakkan satu debar hati pada sebongkah hati yang telah terpatri. Sungguh, ketenangan jiwa ini tak bisa terbeli, pun tak pernah bisa  terganti. Karna Gema gita cinta telah mendiami sanubari.

Ya, atas nama cinta, setiap nafas mampu melakukan apa saja. Untuk cinta, tiap jiwa tak kenal pasrah menyerah. Kecuali bila bertemu yang dicinta. Cinta bisa melakukan apa saja kecuali menyerah. Dia hadir menjadi energi yang tiada habisnya. 

Maka bersyukurlah, jiwa-jiwa yang mempunyai cinta di dalamnya. Karena dengan cinta,  gemintang cahaya terang akan selalu menyapakan ronanya. Hadirkan rekah bahagia, sunggingkan senyum terindah, yang auranya tak hanya memancar untuk yang dicinta pun sekelilingnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun