Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menghirup Wangi Sastra Anak Negeri

19 Februari 2019   10:35 Diperbarui: 19 Februari 2019   11:35 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anis Hidayatie / A. Saifullah Syahid. doc.prii

Membuat buku antologi berisi karya fiksi dalam berbagai genre adalah sebuah keinginan yang telah jauh kami canangkan. Kelas menulis Dayli Writing Pen A Friends yang kini bertransformasi dalam Pen A Friends adalah muasal ide ini muncul. 

Kami ingin membuat sebuah buku yang menandai keberadaan kami. DWPF, Grup menulis yang dibuat oleh Rin Muna, Kompasianers yang juga  duta baca favorit asal Samboja Kalimantan Barat serta beberapa orang sebagai admin Christine Gloriani, Rapunzel, Didink Ar-Rasyid, Gigip Andreas, Andris, serta Anis Hidayatie.

Menyatukan tulisan fiksi karya beberapa penulis dalam grup bukan merupakan hal yang mudah. Awalnya telah terkumpul sesuai tema, kami simpan tulisan tersebut dalam sebuah platform, ternyata keberadaannya cooling down. Jadilah karya yang kami sajikan dalam buku antologi ini fresh release. Sebagian besar merupakan karya Kompasianers yang terhimpun dalam grup belajar Kompasianers Daily Writing Friends, KDWF. Ide segar yang memang dibuat untuk buku antologi ini.

Nurhalipah, anak muda yang menjadi editor pemilah naskah menggolongkan tulisan yang masuk ke dalam beberapa genre. Cerpen, Prosais, Puisi , dan Senandika. Itu semua adalah jenis fiksi, namun dipilah berdasarkan penyajiannya,  selain dimaksud untuk mempermudah cara menikmati, juga untuk referensi, pengetahuan pada para pembaca tentang ragam sastra yang ada di Indonesia.

Menengok Karya Cerpen, ada pakarnya di sini. Rifan Nadzif, penulis dari Sumatera Utara yang cerpen cerpennya sering  berseliweran di media cetak koran dan Kompasiana, Beyond Blogging Nasional.  

Dia mengusung 3 Judul cerpen,  dua diantaranya satire, mengkritisi iklim politik kekuasaan yang berlaku di negara kita. " Kemelut Alit", merupakan contohnya. Cerpen ini berkisah bagaimana seseorang begitu berambisi menjadi menduduki posisi terhormat, saat kalah ujungnya adalah Rumah Sakit Jiwa. Menyajikan dengan puisi indah, membuat cerpen-cerpen Bang Rifan makin menawan untuk dinikmati.

Pada antologi cerpen ini ada beberapa karya indah. Karya Sri Sundari dengan tokoh utama Jun dan Mbak Daya. Karya Ropingi dengan tema durian yang kocak namun penuh makna, pernah nangkring sebagai pilihan di chrome lumayan lama, penanda sangat layak dicerna. Ada beberapa nama pula antara lain Lin Dwija dengan Sial ! Aku Jatuh Cinta. Malysa R. Dinata dengan Pengalih Gawai dan Pelukan pinjaman, cerpen indah dengan latar kekinian dan sajian puisi mengiringi.

Pada bagian Prosais, ada karya Nur Halipah, pernah menjadi Head Line  di Kompasiana dengan Relativitas Rasa dan Retorika Pujangga, lalu ada Gigip Andreas dengan Kerangka Sesal serta Dunia Yang Kau Sebut Damai. Cahaya Halimah dengan Mahligai Sesal. Nia Kurniawati dalam Harapan Sepasang Kekasih. Aliz Azet, Love is Your Mind.

Senandika, menjadi bagian coretan indah yang menyajikan kisah penuh makna. Imaji penulis tertuang dalam rangkuman beberapa kisah senandika nan berwarna. Ada kisah cinta, ada kisah hamba dengan Tuhannya, ada pula kisah hubungan manusia dengan manusia dalam balutan cahaya bukan antara cinta dua manusia berjenis berbeda, namun antar dua jiwa serupa hubungan darah bunda dan anaknya, namun tak bertalian.

Shariqe, yang menjadi judul dari buku ini mengisahkan indahnya kehadiran makhluk kecil yang menjadi malaikat kehidupan wanita yang dirasakan ada hadir sosok ibu di dalamnya. Ditulis oleh Kompasianer Karla Wulaniyati.  Menjadi salah satu kisah menarik disamping banyak lain yang sebaiknya juga dilirik.

Diterbitkan oleh Mata Cinta, berisi tebal 200 an halaman dengan kertas ringan dan layout desain yang memikat, menjadikan buku ini enak dibaca. Dipengantari Kompasianers Achmad Saifullah Syahid, yang tulisannya sering pula mengisi Head Line Kompasiana, membuat buku ini  lebih berbobot karenanya. Agak mengajak berfikir. Tapi bukankan itu salah satu keindahan sastra. Berpikir untuk bisa menikmatinya. Memanfaatkan otak yang dianugerahkan Tuhan pada kita. Disamping mengasah pula kepekaan rasa kita dalam menikmati sastra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun