Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Sedang Membela Artis Berinisial "VA"

12 Januari 2019   05:38 Diperbarui: 12 Januari 2019   09:13 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama artis berinisial  VA  tiba tiba mencuat ke permukaan, menjadi sebuah kata yang paling dicari di search engine google, berdampingan dengan temannya sesama pengguna jasa jual diri online, model perempuan berinisial AS.

Sosoknya menjadi sumber perbincangan nasional, mengalahkan debat capres, menyisihkan seluruh trending topik terkini. Berita selebritis yang biasanya dihuni Ayu Ting Ting, Raffi Ahmad and the gang,  Maia Estianty dengan gaya hidupnya, Syahrini yang kabarnya akan menikah dengan mantan Luna Maya, Reino Barack atau bahkan berita tentang kegenitan Hotman Paris Hutapea terhadap wanita yang menjadi teman wawancaranya.

Semua berita politik, olahraga, entertainment,  kalah rating dibandingkan dengan terkuaknya kasus VA yang rela menyerahkan tubuhnya demi 80 juta. Transaksi online berujung nikmat sesaat itu telah menjadi perbincangan hangat sebelumnya, VA bukan yang pertama, telah ada artis-artis lain sebelumnya.  Berita tetang kegaduhan seks itu terkini hanya bisa disaingi oleh kasus Bripda Dewi.

Ini fenomena, diakui atau tidak seks telah menjadi komoditi menarik untuk diberitakan, untuk diperbincangkan. Bahkan ada yang mengklaim berita tersebut sebagai media pemersatu umat.  Ya, perseteruan dua kubu capres menyeret mereka panas juga, namun hadirnya VA skandal telah mempersatukan dua kubu tersebut. Di medsos mereka saling teriak minta info lengkap,  tentang VA.

Saya terkesima, mengapa yang dijadikan obyek perbincangan hanya VA saja? Fotonya , gambarnya, semua video tentangnya dilahap tanpa ampun. Memang sih ini mendinginkan sementara situasi panas politik, tapi kok ya bukan  usernya juga? Si Rian itu  yang kabarnya jomblo kaya raya tapi sangat terpesona dengan sosok VA.  Atau semua lingkaran yang menaungi kegiatan prostitusinya.

Apa karena daya jual berita itu sangat tinggi? Sepertinya. Karena mana mau awak media mengangkat topik yang kurang menjual?  It's all about the money gitu loh. Nah apa beda jurnalis dengan Vanessa kalau begitu? Mirip sih dalam pandangan saya. Casing saja beda. VA  jual isi, Jurnalis jual kulit. Hehe

Kalau menurut saya, harusnya berita itu tidak terlalu diblow up. Bukankah prostitusi telah ada sejak zaman purba? Hanya kebetulan menjadi viral karena pelakunya melibatkan orang terkenal. Terus terang sebagai pendidik risih saya berita tersebut menjadi trending topik tak berkesudahan.

Bukan mau membela artis berinisial "VA", tapi sebagai perempuan rasanya ikut dieksploitasi juga. Meminimalkan dapatnya rasa keadilan. Masih menurut saya.  Harusnya kasus itu dikupas tuntas dari sisi pelanggaran hukum pada semua yang terlibat, tidak tebang pilih, sehingga menimbulkan efek jera bagi masyarakat umum. Supaya tidak lagi melakukan kegiatan serupa.

Tapi apa ya bisa? Kadang ingin sekali pada perempuan dengan posisi demikian memberikan pelukan kehangatan. Menguatkannya bahwa hidup tidak sekejam yang dibayangkan.

Mengapa kita tidak merangkulnya saja?. Menunjukkan indahnya hidup tanpa tuntutan gaya hidup? Mengajak dia kembali ke jalan yang benar, melakukan pertobatan?

Menyajikan menu padanya, ada pilihan lain yang bisa ditempuh untuk menjadi wanita terhormat. Meskipun butuh tapi tak harus menjual tubuh, dengan menikah misalnya. Kalaupun mendal, tidak diterima dengan baik ya tidak apa-apa, saya kan tidak bisa memaksa dia untuk menerima pandangan saya. Tapi setidaknya saya tidak makin memperburuk keadaan dengan terus membincangkan pesona sexnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun