Mohon tunggu...
anie puji
anie puji Mohon Tunggu... Guru - Mengembangkan hobby menulis, berbagi informasi dan pengetahuan lewat kompasiana

Aktifitas sebagai guru, hobby menulis sejak kecil, suka menulis di media sosial juga

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Guru PAUD Profesi Khusus Perempuan?

13 April 2021   15:17 Diperbarui: 13 April 2021   15:19 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Guru PAUD identik dengan profesi Perempuan. Boleh dibilang Guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) 90% adalah kaum ibu atau perempuan. Hanya satu dua orang dalam sebuah kabupaten kita jumpai lelaki sebagai guru Taman Kanak-kanak. Bahkan dibanyak daerah semua guru PAUD perempuan. Yang jadi pertanyaan:

a. Haruskah Guru PAUD dipegang oleh kaum Hawa saja?

b. Tak pantaskah kaum lelaki mengajar anak usia dini?

Sebenarnya tak ada larangan bagi lelaki menjadi guru TK, justru sangat dibutuhkan meski prosentasenya sangat kecil. Saya pernah study banding ke Bontang Kalimanatan Timur dimana sekolah ini jumlah guru lelaki dan perempuan sebanding. Dari hasil wawancara menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas. 

a. Haruskah Guru PAUD dipegang oleh kaum Hawa saja? Jawabannya Tidak harus. Justru kaum lelaki sangat dibutuhkan agar terjadi keseimbangan dalam memeprkenalkan antara figur ibu dan ayah. Perempuan identik dengan kelembutan, kasih sayang, rajin. Sedang lelaki menanamkan sikap disiplin, keberanian, tegar, pantang menyerah, tidak cengeng. Itulah sebabnya di lembaga ini TK kelmpok B dipegang /diampu oleh kaum bapak/ lelaki.

b. Tak pantaskah kaum lelaki mengajar anak usia dini? Siapa bilang tak pantas? Lelaki yang mau ngajar anak usia dini bukan berarti banci.  Waow sangat keren lho kaum lelaki jadi guru TK. Buktinya banyak  sahabatku di Yogya menyandang sebagai Guru PAUD dan meraih berbagai prestasi.

c. Mengapa sedikit sekali kaum Lelaki yang mau dan mampu mengajar PAUD? Ini sebuah tantangan bagi kita. Bahwa sesungguhnya profesi itu tak berjenis kelamin. 

Tak ada profesi khusus perempuan dan sebaliknya. Bukankah sekarang sudah banyak perempuan yang berprofesi sama dengan lelaki?!  Ada polisi wanita, pengacara wanita, wartawan bahkan presiden sekalipun. 

Kesetaraan Gender tak perlu lagi digembar-gemborkan di negeri tercita kita Indonesia, karena perempuan Indonesia masa kini sudah banyak mengalami kemajuan, mengikuti perkembangan jaman. 

Slogan perempuan sebagai konco wingking sudah tak berlaku lagi. Perempuan masa kini tak lagi hanya mengenal dapur, sumur dan kasur karena faktanya banyak perempuan yang melanglang buana membantu suami mencukupi ekonomi. 

Tugas perempuan bukan sekedar masak, macak, manak tatapi lebih dari itu. Namun sehebat apapun perempuan, harus tetap menjaga kodrat kita sebagai perempuan sejati, melayani suami, mengasuh membimbing putra-putri agar menjadi generai yang berbudi pekerti luhur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun