Apakah anda (pembaca) termasuk salah seorang dari Ahokers yang ada?  Kalau itu benar,  apakah anda juga termasuk Ratna Sarumpaet Hater?  Termasuk juga BPK Hater, termasuk JK Hater, termasuk Fahri Hamzah Hater, Fadli Zon Hater, Prabowo Hater, Amien Rais Hater, FPI Hater, PKS Hater, TNI Hater, Gerindra Hater dan  hater-hater lainnya?
Betul betul betul… hahahaa. Becanda, kawans.  Tapi memang beberapa orang kawan saya mengatakan banyak Ahoker itu merupakan Hater bagi banyak orang seperti yang ditulis diatas. Yayaya… tapi itu bukan urusan gua, Ahokers mau jadi hater siapapun itu terserah dia. Dia atau mereka sendiri yang menanggung akibatnya kalau membiarkan diri mereka menjadi hater bagi orang lain.
Saya, Revaputra Sugito alias Angrybird sudah lama dikenal sebagai Ahok Hater Numero Uno. Ckckck. EGP, tapi cuman Ahok doang. Bukan Setya Novanto Hater, bukan Megawati Hater, dan bukan hater-hater lainnya. Lumayan kan? Haha.  Tapi juga kok ada beberapa tulisan gua yang memuji Ahok ya?  Contoh tulisan terakhir gua sangat jelas berpikir positif untuk Ahok. Fakta itulah juga yang membuktikan bahwa kalau yang menilai  gua bukanlah orang yang culun pastilah dia yakin bahwa gua sebenarnya bukanlah seorang Ahok Hater. Hohohohooo…
Kenapa saya harus menulis alinea-alinea awal seperti ini, karena saya ingin pembaca (khususnya Ahokers) tidak osmosi duluan membaca judulnya.  Bukannya gua ingin membela Ratna Sarumpaet, bukan ingin menyudutkan Polri dan sama sekali  bukan gua nggak memiliki empati kepada banyak korban. Gua hanya ingin menyoroti pendapat Ratna Sarumpaet.
Pesan moral sebelumnya adalah : Â Jangan pernah menilai sebuah pendapat dengan melihat siapa orangnya, tetapi pahami dulu pernyataannya dengan dugaan positif barulah diambil kesimpulan apa maksudnya.Â
Kebanyakan orang sirik, orang nyinyir, orang yang suka suudzon dengan orang lain, begitu mendengar orang yang dia benci berbicara langsung deh menduga yang buruk-buruk ajah. Nggak boleh begitu seharusnya.
MENURUT Â KADIV HUMAS POLRI, BOM KAMPUNG MELAYU MIRIP DENGAN BOM CICENDO BANDUNG
"Hasil barang dan bukti (Bom Kampung Melayu) yang disimpan ada kesamaan dengan bom yang di Bandung beberapa waktu lalu," kata Kadiv Humas Polri  Irjen Setyo  Warsito di Markas Besar Kepolisian, Jakarta, Kamis 25 Mei 2017 (tempo.co).
Dalam dua serangan bom tersebut, panci  bertekanan tinggi digunakan sebagai wadah untuk menyatukan bahan-bahan material bom rakitan. Selain itu, bukti-bukti memperkuat dengan adanya temuan lempengan alumunium, serpihan ransel, paku, dan gotri di lokasi kejadian.
 Meski begitu, Irjen Setyo belum bisa memastikan Jenis Intensitas Ledakan apakah termasuk Low Explosion atau High karena harus menunggu Labfor yang menyimpulkan terlebih dahulu berdasarkan Residu bom yang ditemukan di TKP.
Mabes Polri memperkirakan kedua pelaku Bom Kampung Melayu berafiliasi dengan Jaringan teroris yang terkait ISIS.
