Mohon tunggu...
Kebijakan Pilihan

Seringkali Berulah dan Bermasalah, Seharusnya Lion Air Diapakan?

2 November 2018   05:16 Diperbarui: 2 November 2018   05:32 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Duka kita semua masih terasa melekat  setelah melihat tragedy yang terjadi pada jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Perairan laut Karawang.  Fakta-fakta sudah banyak yang terungkap dan yang paling menyedihkan bagi kita semua adalah kondisi para korban yang kebanyakan jasadnya tidak utuh adanya.

Tidak terbayangkan bagi kita kalau salah seorang keluarga dekat kita menjadi korban seperti itu. Betapa menyayatnya hati seorang ibu ataupun seorang ayah mengetahui  anaknya berpulang dengan kondisi demikian.

Fakta menunjukkan, data rekaman penerbangan dari Filghtradar24.com kecepatan terakhir pesawat yang mengalami kehilangan ketinggian sebesar 320 Knot atau kurang lebih sekitar 500 Km/ jam. Sehingga kemungkinannya pesawat menghujam lautan dengan kecepatan yang tidak jauh dari itu.

Begitupun ada kesaksian seorang Nelayan di kawasan Muara Gembong Bekasi yang mengaku pada saat pesawat jatuh dirinya sedang mencari ikan dengan jarak sekitar 300 meter dari jatuhnya pesawat.  Nelayan tersebut mengatakan terdengar ledakan yang sangat keras dan tiba-tiba air laut bergelombang.

Kesaksian ini sama dengan kesaksian seorang nelayan di pantai Karawang yang mengatakan bahwa ada ledakan keras terdengar disusul ada gelombang laut datang meskipun tidak angina sama sekali di pagi hari tersebut.

Fakta lainnya adalah ketika Tim Basarnas datang ke lokasi, sudah terlihat pecahan-pecahan kecil  dari pesawat naas tersebut dan benda-benda kecil milik para penumpang yang ada.  Pecahan itu begitu banyak sehingga logika kita mungkin  akan menyimpulkan pesawat mungkin meledak pada saat berbenturan dengan lautan karena kecepatan yang sangat tinggi.

Badan pesawat yang berbahan logam saja bisa pecah berkeping-keping apalagi badan manusia. Kira-kira begitulah logika kita berpikir. Meskipun demikian selama beberapa hari terakhir kita semua berharap kondisinya tidak seperti logika kita ataupun kita sangat berharap ada mukzizat dari Yang Kuasa semoga masih ada korban yang selamat maupun banyak yang  meninggal tapi dengan jasad yang utuh.  Harapan itu tetap ada sampai dengan hari ini.

Di sisi lain dari tragisnya peristiwa Jatuhnya pesawat ini ada fakta  penting juga yang sudah terungkap bahwa Pesawat itu sebenarnya tidak dalam kondisi laik terbang.  Malam hari sebelum Pesawat tersebut diterbangkan dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang, Pesawat itu digunakan Lion Air dengan Rute  Denpasar-Jakarta.

Kesaksian  2 orang penumpang yang terbang dari Denpasar-Jakarta disampaikan di acara ILC TVOne dimana kedua orang tersebut mengatakan Pesawat itu kesulitan dalam melakukan Take Off dari Bandara Ngurah Rai.

Pada proses Take Off (menanjak terbang ke angkasa)  pesawat tersebut sempat 2 kali mengalami kehilangan ketinggian. Menanjak lalu anjlok, menanjak lagi lalu anjlok laig tetapi setelah itu terlihat stabil dan normal.

Kejadian seperti itu juga terekam oleh Flightradar24.com bahwa  Lion Air JT 610 mengalami  2 kali kehllangan ketinggian pada 10 menit pertama penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang dan selanjutnya tiba-tiba lost contact dan hilang dari radar Menara ATC Bandara Soeta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun