Mohon tunggu...
Inovasi

Ketika Mata Najwa Sudah Benar-benar Tidak Menarik Lagi untuk Ditonton

7 September 2018   07:02 Diperbarui: 7 September 2018   07:04 1491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sekitar bulan Maret tahun 2016 kalau tidak salah saya pernah mengkritik acara Mata Nazwa di Metro TV. Judul artikel saya itu kalau tidak salah "Ketika Mata Nazwa Sudah Dibayar Ahok".

Artikel itu sempat viral dishare dimana-mana. Kalau tidak salah sampai 80 ribu hit pembaca. Padahal artikel yang biasa-biasa saja. Nggak istimewa buat saya karena hit pembaca 500 ribu pun pernah 2-3 kali saya dapatkan  dan sebenarnya yang begitu itu bukanlah prestasi melainkan hanya kebetulan saja  orang senang share contentnya.  Kecuali saya bikin buku terus laku 50 ribu eksemplar baru deh itu prestasi dan muanteps. Heheee.

Dalam artikel dulu itu intinya saya menggambarkan betapa acara Mata Nazwa yang saat itu menampilkan Ahok sangat kelihatan sekali settingannya. Acara itu ditayangkan karena sebelumnya beberapa kali Ahok diundang di ILC tidak pernah mau hadir. Kelihatannya Ahok takut dikritik di ILC sehingga akhirnya memilih tampil di Mata Nazwa  Metro TV.

Sekitar tahun 2014 hingga pertengahan tahun 2016 acara Mata Nazwa termasuk acara Favorite saya setelah acara ILC. Nazwa Shihab selalu terlihat cerdas dan tajam dalam memancing jawaban naras umber.  Dan biasanya pada penutupan acara ada puisi yang selalu pas dengan topik yang dibahas dan puisi itu merupakan kesimpulan pembahasan dalam per episodenya.

Acara  Mata Nazwa di metro tv itu akhirnya tidak saya sukai lagi setelah menampilkan Ahok sebagai  Show Tunggalnya.  Bagaimana nggak disetting karena saat itu Nasdem sebagai partai pertama yang mendukung Ahok. Dan akhirnya pada saat Ahok ditampilkan terlihat sekali settingannya. Mulai dari pertanyaan-pertanyaan Nazwa yang sangat normative sampai dengan respon penonton yang berlebihan. Ahok ngomong sekalimat penonton langsung keprok, ngomong lagi sekalimat penonton ngeprok lagi. Hadeh dipikirnya yang pemirsa  tipi waktu itu Ahoker semua. Wkwkwkwk.

Ya begitulah setelah itu saya sudah tidak tertarik lagi nonton Mata Nazwa sampai akhirnya saya dengar Nazwa Shihab berhenti di Metro TV.

Beberapa  bulan yang lalu acara Mata Nazwa  setahu saya sudah tayang di Trans7. Saya pikir Nazwa pindah ke Trans7 karena  terlalu didikte oleh pemilik MetroTV yang notabene pendukung terdepan Jokowi-Ahok.

Saya kira Nazwa akan kembali ke performa sebelumnya dan saya pun rencanakan kapan-kapan akan nonton acara Mata Nazwa di Trans7.  Sayangnya sampai hari kemarin belum sempat sama sekali. Lupa mulu.

Nah kemarin itu ada kawan yang minta saya nonton rekaman acara Mata Nazwa Trans7 karena kawan itu mau tau pendapat saya tentang Taggar #2019GantiPresiden dan mengatakan ada pembahasannya di Mata Nazwa.

Terus terang saja  soal Taggar itu saya tidak tertarik membahasnya ke public apalagi menuliskannya di artikel Kompasiana  atau blog lainnya.  Kondisi Rezim Jokowi yang membuat saya  jadi malas membahasnya.

Pada saat Neno Warisman di sandera dan di persekusi di Riau, saya melihat banyak rekaman video yang dishare di media social. Kesimpulannya memang  Neno disandera anggota BIN. Bahkan pengacara Neno Warisman yang sedang diwawancara media digeret  oleh oknum-oknum yang diduga BIN, digeret seperti halnya penangkapan  seorang  penjahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun