Mohon tunggu...
Kebijakan

"Tragedi" Mahfud MD Bisa Jadi Awal Kejatuhan Jokowi dan Kemunduran PBNU

15 Agustus 2018   19:04 Diperbarui: 15 Agustus 2018   19:23 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yang Dashyat bukan ILC TV One atau Rocky Gerung-nya. Yang dasyat adalah terbongkarnya intrik-intrik di koalisi yang katanya koalisi tenang-tenang tapi faktanya hancur-hancuran di dalam.

Tadi malam (14 Agustus 2018) tentu jutaan orang menonton acara ILC di TV One. Dan seharian ini semua orang yang melek internet membaca berita-berita di lini masa tentang terbongkarnya intrik-intrik yang berbuntut "ditendangnya"  Mahfud MD dari Pencawapresan Pilpres 2019 dan berlabuhnya  Ulama Sepuh  (yang ditolak banyak pendukung Jokowi) sebagai Cawapres Jokowi.

PUBLIK PUN AKHIRNYA MEMPERTANYAKAN MORALITAS SEORANG JOKOWI

Boleh saja Koalisi Jokowi membela diri dan mencoba mengatakan bahwa sebenarnya tidak hanya Mahfud MD saja yang dijanjikan jadi Cawapres alias di-PHP-in  Jokowi. Jadi janganlah masalah ini dibesar-besarkan.

Saya bilang sih Pembelaan seperti itu hanya percuma dan sia-sia. Selain alasan itu memang tidak ada faktanya bahwa ada orang lain selain Mahfud yang  jadi "korban", Masalahnya bukan pada berapa orang yang sudah di-PHP-in Jokowi. Masalahnya bukan siapa yang beruntung atau tidak beruntung bisa menjadi Cawapres.

Masalahnya ada pada bagaimana mungkin terjadi,  seorang Presiden  bisa mem-PHP-in seorang tokoh besar. "Ngadalin orang" lah kalau kata Kid Zaman Now.

Ini dalam banget masalahnya. Saya agak berbeda dengan Rocky Gerung dalam menyikapinya.

Ada 3 hal krusial yang terjadi  setelah pengakuan blak-blakan Mahfud MD di ILC semalam. Kurang lebih seperti ini masalah-masalahnya:

Yang pertama, Jokowi terbukti telah mem-PHP-in Prof. Mahfud MD.  Kalau  ini dibandingkan sebuah kasus criminal yang ditangani polisi, biasanya polisi berpikir mungkin ada korban-korban lain sebelumnya.  Begitu juga public bisa jadi berpikir sama.  Jangan-jangan pernah ada beberapa orang yang di-PHP in Jokowi juga.

Begitulah sebuah Trust. Sebuah Kepercayaan. Bagaimana public pasti akan menanyakan hal-hal seperti itu karena menyangkut kepercayaan public pada moralitas pemimpinnya.  Amat sangat memprihatinkan kalau Presiden yang kita banggakan ternyata punya sifat mem-PHP in orang lain. Mudah-mudahan tidak seperti itu, mudah-mudahan ini hanya kecelakaan politik.

Yang Kedua, Jokowi memperlihatkan Ketidak-konsistennya dalam melakukan sebuah pilihan strategis. Plin-plan. Itu ungkapan yang paling dihindari siapapun yang menjadi seorang Pemimpin.  Tidak ada toleransinya bila seorang Pemimpin memiliki sifat Plin-plan.  Kasus Mahfud MD ini sudah membuktikan Jokowi menunjukkan Ke-plin-plannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun