Mohon tunggu...
Hukum

Dari Mana Asalnya Teroris dan Mengapa Hanya Gereja dan Polisi yang Diserang?

18 Mei 2018   23:39 Diperbarui: 19 Mei 2018   18:11 3422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RUU Anti Terorisme sedang digodok orang-orang pintar di DPR bersama Pemerintah dan lainnya.  Harapan banyak orang UU yang nanti disahkan dapat menjadi Aturan Baku untuk penangangan masalah Teroris di Indonesia.

Disisi lain ada resiko entah karena Salah Mendefinisikan Terorisme ataupun salah memetakan permasalahan, banyak pihak juga yang kuatir  UU itu menjadi UU yang Subversif ataupun  berpotensi melanggar HAM. Meskipun demikian UU itu memang perlu segera dibuat agar dapat digunakan oleh Usernya (Polri dan BNPT).  Perkara nanti ada kekurangannya tentu bisa direvisi baik oleh DPR sendiri maupun Uji Materi ke MK.

Sebagai masyarakat yang perduli dengan kondisi bangsa ini tentu saya ingin menumpahkan opini saya maupun pendapat saya tentang Terorisme. Menurut saya Defenisi yang sudah ditetapkan Pemerintah dan DPR kurang tepat.  Defenisi yang sudah ditetapkan itu malah cocok dengan defenisi Prilaku Terornya. Sementara bila mengacu Bahasa kita sehari-hari  Frasa Isme  didalam  sebuah kata prilaku umumnya menunjukkan tentang adanya suatu Ideologi. Contoh Komunisme, Zionisme, Sekulerisme  dan lain-lain.

Tapi biarlah karena sudah diputuskan pemerintah maka kita sepakati saja agar tidak terjadi polemic karena tujuannya adalah membahas Prilaku Teroris dan permasalahannya.

DAMPAK BURUK KEJADIAN TERORISME TERHADAP ISLAM DI INDONESIA

Saat ini mungkin bisa dikatakan dari sekian banyak umat Nasrani di Indonesia sebagian kecilnya terkondisikan untuk menjadi semakin "benci" terhadap Islam.   Saya bisa memahami mengapa mereka akan terkondisikan seperti itu.  Bukan salah mereka tetapi mereka terprovokasi  dengan keadaan dan terprovokasi secara politik terutama lewat media-media social.

Setahun yang lalu Pilgub DKI 2017 telah benar-benar merusak hubungan antara Islam dan Kristen di Indonesia.  Semuanya gara-gara pertempuran PDIP dan Kroni-kroninya melawan kalangan Islami.  Ahok yang menjadi Jago PDIP terpleset lidah di Kasus Al-Maidah . PDIP dan kroni-kroninya sebagai Pihak Penguasa bersikap melindungi dan membela mati-matian Ahok sehingga menimbulkan Gelombang Protes/ Aksi Bela Islam besar-besaran. Akibat dari peristiwa itu dan disusul Ahok divonis bersalah, maka rasa persaudaraan  yang ada  dengan Ahok akhirnya membuat banyak kalangan Nasrani terluka.

Sebelum-sebelumnya juga banyak juga umat Kristen sering kecewa dalam hal sulitnya sebagian dari mereka membangun Gereja  ataupun  melakukan Ibadah. Ada aturan-aturan  Perda di beberapa daerah yang mengkondisikannya seperti itu. Begitu juga protes-protes dari beberapa kalangan Islam yang mempermasalahkannya.

Dan terakhir adalah seringnya Gereja-gereja  menjadi sasaran Teroris sementara pelakunya sendiri beragama Islam . ini sangat buruk karena bagi umat Kristen yang kurang luas wawasannya akan memukul rata prilaku umat Muslim yang terkesan memusuhi umat Nasrani. Padahal tidak seperti itu kondisinya. Hanya sedikit umat Muslim yang antipasti terhadap Nasrani. Nanti kita bahas dibawah.

By the way,  akibat ketidak-sukaan sebagian kecil umat Nasrani pada umat Islam di Indonesia sangat Nampak pada simpati mereka kepada Israel ataupun pada  Militer Burma.  Mereka merasa sedikit bahagia bila Israel berhasil meluluh-lantakan Palestina.  Mereka kemudian ikut-ikutan mengibarkan Bendera Israel.  Alasannya karena ada Lambang Daud  di dalamnya. Padahal semua orang tahu betapa kejinya Tentara Israel membantai rakyat Palestina. 

Israel  itu Zionisme. Jangan lihat lambang pada benderanya. Negara Israel sama sekali tidak identic dengan Pengikut Daud.  Israel malah identic dengan Yahudi.  Sementara agama Yahudi itu sejarahnya  sering bermusuhan dengan Nasrani dan Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun