Mohon tunggu...
Anggy RenandaSurya
Anggy RenandaSurya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang?

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perjalanan Hidup Seorang Davin Hillaro Siahaan

27 Oktober 2021   14:44 Diperbarui: 27 Oktober 2021   14:47 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Davin Hillaro Siahaan, biasa dipanggil "Davin" atau "Dapin" lahir di Jayapura, Provinsi Papua pada tanggal 16 Februari 2002. Dia memiliki satu saudara perempuan dan satu saudara laki-laki. Dia adalah anak terakhir di keluarganya. Kedua orang tuanya adalah dosen di Universitas Cendrawasih, Jayapura. Davin memiliki beberapa hobi seperti bermain futsal, berenang dan juga Travelling. Ia dibesarkan di kota Jayapura mulai dari kecil hingga beranjak remaja.

Nilai-nilai dari orang tuanya yang selalu diajarkan pada dia dan saudara-saudari-nya yakni menjadi anak yang sopan, bertanggung jawab, jujur, selalu  menjadikan pendidikan sebagai prioritas nomor satu, dan yang terpenting selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal. pada tahun 2015 ketika dia duduk di kelas 8, dia harus pindah ke Bekasi karena ayahnya memiliki pekerjaan baru di Jakarta. Alasan dia memutuskan untuk tinggal di Bekasi bukan di Jakarta, karena ada pamannya di Bekasi dan juga kota Bekasi sudah cukup familiar bagi keluarganya. Ia tinggal di rumah lama pamannya di kawasan Bulak Kapal, Bekasi Timur.

Pindah ke kota lain apalagi dari kota kecil ke kota besar, dari sekolah lamanya ke sekolah baru pasti membutuhkan adaptasi. Contohnya saja, di Jayapura, sekolah biasanya dimulai dari jam 7 pagi sampai jam 12 malam, dan di sekolah barunya, SMP Yadika 8, kelasnya selesai sampai jam 2-3 sore, bobot materi pelajaran yang lebih tinggi, dan Persyaratan untuk disiplin terhadap waktu juga membuatnya sedikit kaget dan menjadi tantangan pada awalnya, karena ia sedikit malas dan masih belum memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. perlahan tapi pasti dia bisa beradaptasi dengan baik, dia tidak menjadi siswa yang malas seperti dulu, dia menghargai bahwa pendidikan sangat penting untuk masa depan, dan dia harus disiplin dalam kehadiran dan juga waktu.

 Setelah lulus dari SMP, ia melanjutkan pendidikannya di yayasan yang sama yakni di SMA Yadika 8. Dia mengambil kelas IPS, alasan utamanya adalah, dia tidak suka mata pelajaran yang banyak hitung-hitungan seperti matematika, kimia, fisika dan lain-lain. Selama perjalanannya di sekolah menengah atas, dia tidak terlibat dalam organisasi atau komunitas apa pun, hanya sesekali ikut olahraga futsal, namun sangat jarang sekali. Davin lebih fokus untuk belajar bahasa Inggris dengan mengambil kursus bahasa Inggris sebagai pembelajaran tambahan di luar mata pelajaran sekolah agar bisa berbahasa Inggris dengan baik.

Pada awalnya, ia membenci bahasa Inggris. Namun suatu saat ketika ia berada di luar negeri, dan tidak bisa berbahasa Inggris sama sekali, dan saat itu membuat ia sangat malu dan positifnya adalah itu menjadi motivasi tersendiri baginya. Selain itu, Davin juga menyukai pelajaran sosiologi, karena pelajaran itu sangat menarik baginya dan materi pelajaran sangat berkaitan dengan kita sebagai masyarakat dalam kehidupan, mempelajari bagaimana sebagai makhluk sosial, mempelajari masyarakat dari terkecil hingga terbesar, cara kerjanya, membangun hubungan baik dengan masyarakat, dan sebagainya.

Ketika dia duduk di kelas 12, saat dimana setiap siswa harus mempersiapkan diri mereka untuk dapat masuk di universitas yang mereka inginkan dan akan kemana mereka akan berada setelah lulus dari sekolah menengah. Pertama, Davin sangat bingung saat itu, karena dia tidak tahu jurusan apa yang cocok untuknya. Ia mencoba melamar ke banyak universitas diantaranya, UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana), Universitas Parahyangan, Telkom University, President University (PU), dan yang terakhir adalah Institut Pariwisata Bandung. 

Jurusan yang Davin pilih cukup beragam antara lain, sosiologi, hubungan internasional, Ilmu Komunikasi, dan manajemen destinasi pariwisata. Dari semua universitas yang didaftar tersebut, tidak semua universitas diterima, pada akhirnya, Davin memutuskan untuk memilih President University. Alasan mengapa ia memilih untuk kuliah di PU adalah karena kelas yang diadakan dalam bahasa Inggris dapat meningkatkan kemampuan Davin dalam bahasa Inggris , faktor lokasi yang tidak terlalu jauh dari rumahnya di Bekasi, dan mendapatkan beasiswa di Universitas tersebut.

Davin memilih President University dengan mengambil jurusan Hubungan Internasional pada awalnya, namun setelah mengikuti kelas selama 2 minggu, ia merasa tidak memiliki passion dengan jurusan yang diambil, dan memiliki rencana untuk mendaftar ke universitas lain dengan mengambil jurusan lain untuk tahun depan. Akan tetapi, orang tuanya menyarankan Davin untuk tetap di PU tetapi mengambil jurusan yang menurutnya lebih cocok. Tanpa pikir panjang, Ia memilih untuk tetap di PU, namun pindah ke jurusan ilmu komunikasi.

 Alasan Davin memilih pindah ke jurusan ilmu komunikasi, karena Davin pernah mengikuti test minat bakat sebanyak 2 kali untuk mengetahui jurusan apa yang tepat untuk dia, hasilnya, menunjukkan bahwa jurusan ilmu komunikasi dan hubungan masyarakat yang lebih menonjol, hal itu juga lah yang meyakinkan dia untuk pindah ke jurusan ilmu komunikasi. Setelah pindah ke jurusan komunikasi, Davin merasa cocok di sana meskipun dia tahu bahwa setiap jurusan pasti memiliki kesulitannya sendiri-sendiri, tetapi Davin berpikir bahwa jurusan ini adalah jurusan yang tepat untuknya. Sekarang, Davin telah berada di semester 4 di President University dengan mengambil konsentrasi public relations.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun