Mohon tunggu...
Anggreyan Agustin Sinaga
Anggreyan Agustin Sinaga Mohon Tunggu... Administrasi - Stay hungry; stay foolish

http://anggreyansinaga.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Memikirkan dan Ingin Bertemu Kalian

14 Oktober 2015   15:03 Diperbarui: 14 Oktober 2015   15:11 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dia adalah orang pertama. Orang pertama yang aku sukai di luar lingkungan keluargaku. Dia benar-benar asing bagiku. Aku tidak tahu apapun tentang dirinya. Bahkan saat itu, namanya pun belum kuketahui. Kami belum pernah saling menyapa maupun saling melemparkan pandang. Tapi aku benar-benar menyukainya saat pandangan pertamaku. Ini hal aneh dalam hidupku. Menyukai orang asing dalam waktu sekejap.

Awalnya aku hanya berpikir, mungkin ini adalah rasa suka sekilas karena dia memiliki perawakan bagus. Wanita manapun akan jatuh hati jika melihat seorang pria yang berperawakan bagus. Selanjutnya waktu dan kebiasaanlah yang bisa menjawabnya. Jika dia berprilaku santun, mungkin rasa suka itu semakin tumbuh. Ataupun jika tidak ada banyak kesempatan untuk bertemu, rasa suka itu akan hilang dengan sendirinya.

 

Saat itu usiaku masih remaja. Sekitar 15 tahun, dan untuk pertama kalinya merasakan jatuh hati pada lawan jenis. Aku merasa senang bisa merasakan perasaan ini.

Hari-hari berlalu, dan perasaan sukaku tidak hilang atau bahkan berkurang. Tapi aku malu sekaligus takut jika ada orang lain yang mengetahui aku memiliki perasaan ini. Darinya, aku pasti bisa merahasiakannya, karena walaupun kami berada di kelas yang sama setiap harinya, kami tidak terlalu banyak berinteraksi. Karena dia memiliki teman bermain yang berbeda denganku. Aku rasa memang kami sangat berbeda.Ini hanyalah perasaan sepihak, jadi aku juga berusaha untuk menyimpan perasaan ini sendiri.

Suatu hari, sahabat dekatku mengatakan padaku kalau dia melihat suatu yang berbeda di diriku. Aku bingung dan bertanya balik padanya. Apa ada hal yang salah dalam diriku. Dia bilang itu tidak salah. Dia hanya melihat kalau aku sedang suka pada salah satu lelaki teman kelas kami. Pastinya aku sangat kaget mendengar perkataannya. Tapi aku berusaha tenang dan tidak mengakuinya. Aku merasa malu, bagaimana mungkin ada orang lain mengetahui hal ini. Aku juga jadi merasa takut kalau-kalau ada orang lain yang mengetahui hal ini.

Dia sahabat yang baik. Dia bilang itu hal yang bagus. Kenapa harus malu, kenapa harus takut. Tidak ada hal yang perlu dipermasalahkan untuk menyukai lawan jenis. Bukankah memang sudah seharusnya, dan sudah saatnya juga ? Tapi aku tetap bersikukuh untuk menyimpan perasaan ini tanpa harus terlihat oleh orang lain.

Aku meminta padanya untuk menjadikan ini menjadi satu rahasia diantara kami. Dia benar-benar peka terhadapku. Aku tidak pernah menceritakan ini sebelumnya padanya, tapi dia bisa melihat dengan sendirinya.

Hari-hari berikutnya berjalan dengan biasa, tidak ada perubahan dan sahabatku tidak pernah bertindak ceroboh untuk menyimpan rahasia ini. Setiap hari berada di ruang kelas yang sama selama beberapa tahun mungkin sedikit sulit untuk melihat orang yang kau sukai tapi tak bisa berbuat apa-apa. Bahkan tidak jarang melihatnya berinteraksi dengan gadis lain. tapi tetap saja, kita bukan siapa-siapa.

Saat ini aku berusia 22 tahun. dan aku belum jatuh hati lagi untuk ke dua kalinya. Saat ini jarakku dan jaraknya sangat jauh. Sudah beberapa tahun terakhir tidak melihatnya dan tidak mendengar suaranya. Terkadang aku masih memikirkannya. Aku penasaran, seperti apa gadis yang saat ini berada di sebelahnya. Pasti dia menjalani hari-harinya dengan hebat. Karena tidak hanya perawakannya saja yang bagus, dia juga memiliki jiwa yang besar. aku rasa dia dibesarkan di keluarga yang cukup harmonis.

Aku juga merindukan sahabat lamaku. Aku rasa saat ini dia sedang berjuang menyelesaikan tugas akhirnya. Kami juga sudah sangat jarang berkomunikasi. Aku juga ingin mengatakan kepadanya, disini aku tidak menemukan seorangpun yang bisa aku panggil sebagai sahabat. Orang-orang yang aku temui disini hanya sebatas teman, aku tidak menemui sahabat baru. Itulah kenapa aku merindukannya. Dia benar-benar tidak bisa digantikan dengan siapapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun