Mohon tunggu...
anggreani kharimatuz zahro
anggreani kharimatuz zahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendampingan UMKM Bubuk Minuman di Desa Gajahrejo oleh Mahasiswa Pascasarjana UM

15 November 2021   14:52 Diperbarui: 15 November 2021   15:39 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. foto bersama pemilik usaha (Dokpri)

Pengabdian masyarakat adalah salah satu cara mahasiswa mengimplementasian ilmu yang di dapatkan selama di bangku kuliah. Salah satunya Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Negeri Malang (UM) yang melakukan kegiatan pengabdian masyarakat pada Usaha Mikro dan Menengah (UMKM) bubuk minuman "BUBUK ARIE", di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, dimulai Selasa (14/9) lalu.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha atau bisnis yang dilakukan oleh individu atau kelompok, badan usaha kecil, maupun rumah tangga. Indonesia sebagai Negara berkembang menjadikan UMKM sebagai pondasi utama sector perekonomian masyarakat. Salah satunya BUBUK ARIE, UMKM ini merupakan bisnis individu. 

Program pengabdian masyarakat di UMKM tersebut ini tidak hanya melakukan pendampingan saja, berguna juga untuk mahasiswa Magister Manajemen untuk memahami manajemen, masalah apa yang sedang di hadapi dan berdiskusi masalah solusi terbaik untuk usaha.

Usaha industry rumahan BUBUK ARIE ini berawal dari menerima jasa oven kopi, kacang kedelai, kacang kedelai dan lain-lain. Berawal dari situ pemilik usaha, memutuskan untuk membuat produk mereka sendiri. Usaha industry rumahan ini memproduksi beberapa macam bubuk minuman seperti kopi murni, kopi jahe, kacang hijau, serta kacang kedelai.

Saat ini ada beberapa masalah yang sedang dihadapi oleh pemilik UMKM BUBUK ARIE, Ibu Tiari. Beliau mengatakan bahwa masih terkendala dalam pemasaran. Pemasaran masih dilakukan hanya dikalangan masyarakat sekitar desa saja masih belum memanfaatkan internet serta masih kurang menariknya kemasan produk. Selain itu UMKM ini masih belum bisa memasarkan ke toko-toko besar dikarenakan masih belum mengantongi surat izin P-IRT.

"Kendala yang saya alami selama ini ya, masalah pemasaran. Pemasarannya ya hanya didesa ini saja dan juga kemasan yang saya punya masih kurang menarik. Dan saya juga membutuhkan surat izin P-IRT untuk masuk ke toko-toko karena saya pernah ditolak tidak mempunyai surat tersebut. Saya belum tau bagaimana cara untuk mengurus surat tersebut. "

Dengan penuturan ibu Tiari selaku pemilik usaha, Ajeng Atha A.C dan Anggreani K.Z selaku mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang yang melakukan pendampingan mempunyai beberapa rencana untuk membantu usaha milik ibu Tiari lebih berkembang dan bisa diterima di kalangan masyarakat luas. 

Diantaranya yaitu dimulai dari perbaikan kemasan serta desain label dan selanjutnya mendampingi dalam mengurus surat P-IRT. Dilakukan pula pendampingan serta pemberian informasi dalam penggunaan media social untuk mempromosikan produk sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

Gambar 2. label kemasan produk UMKM terbaru (Dokpri)
Gambar 2. label kemasan produk UMKM terbaru (Dokpri)

Perbaikan kemasan dan perbaikan logo dilakukan dengan berdiskusi bersama pemilik usaha sehingga mendapatkan keputusan sesuai yang diharapkan pemilik usaha. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun