Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Content Writer

💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Love

Tanpa Selingkuh atau KDRT: Silent Treatment Menjadi Faktor yang Bisa Menghancurkan Hubungan

6 Februari 2025   21:10 Diperbarui: 12 Februari 2025   10:05 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Sebuah hubungan, memang akan banyak dipengaruhi dengan beragam faktor dan tidak selalu faktor yang menghancurkan sebuah hubungan itu adalah KDRT ataupun perselingkuhan, akan tetapi ada banyak aspek-aspek yang lebih kecil, namun perlahan-lahan, hal itu bila diremehkan dan disepelekan akan menjadi sesuatu yang dapat menghancurkan sebuah hubungan juga.

Salah satu hal yang banyak disepelekan dan diremehkan, dengan dalih bahwa diam itu adalah sebuah tindakan untuk meredam dan meredakan emosi, namun akhirnya, ini menjadi sebuah pembiasaan yang dianggap benar, ketika sudah berada di titik memperlakukan pasangan dengan men-silent treatment dirinya, yang menjadi salah satu faktor yang bahkan sangat merusak dalam sebuah hubungan.

Silent treatment atau memberikan perlakuan diam, kerap kali menjadi sebuah cara untuk menghindari konflik, ataupun sebagai bentuk hukuman terhadap pasangan. Tentu hal ini, akan menciptakan sebuah dinamika yang semakin berkepanjangan bahkan memicu ketegangan yang semakin besar, yang mana, tindakan ini bisa membuat pasangan merasa diabaikan, dan tidak dihargai, serta pada akhirnya ini menyebabkan kerusakan hubungan yang berlarut-larut bahkan berujung pada perpisahan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Liu et al (2015) dengan judul "Exhausting Silence: Emotional Chost of Witholding Complaints" ia menjelaskan bahwa, ketika seseorang menahan diri untuk mengeluh, atau tidak berkomunikasi secara efektif, maka hal ini dapat memicu stres emosional yang signifikan, yang mana hal ini terjadi, ketika pasangan merasa tidak didengarkan atau diabaikan. Sehingga, komunikasi yang buruk, itu dapat memengaruhi terganggunya kesehatan mental dan emosional pasangan, yang mana ketika terjadi ketidakpuasan dalam hubungan yang disebabkan oleh komunikasi yang buruk, maka dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. 

Tentunya, silent treatment ini, menjadi tindakan yang menghancurkan dalam sebuah hubungan, apabila dari seseorang yang memberikan silent treatment ini, tidak belajar untuk berkomunikasi terbuka terhadap pasangannya. Karena, dengan komunikasi secara terbuka, itu dapat memungkinkan satu sama lain untuk saling berbicara tentang perasaan satu sama lain, belajar mencari solusi dalam mengatasi masalah bersama, dan menjadi sesuatu kerja sama yang memperkuat ikatan satu sama lain. 

Sehingga, apabila ketika terjadi hal yang tidak nyaman dalam bentuk emosi yang terpendam, namun sikap dari ketidaknyamanan itu adalah dengan silent treatment, maka itu akan menciptakan sebuah penghalang emosional, yang jauh dari kata menemukan solusi dari masalah yang efektif, yang mana satu-satunya hal yang harus dipelajari dan diubah adalah, dengan belajar untuk komunikasi terbuka agar terdorong bersikap dengan jujur, transparan, dan saling pengertian, yang mana, ini adalah hal yang penting untuk terbangunnya hubungan yang sehat.

Oleh karena itu, dalam membangun hubungan yang sehat dan menghindari perlakuan silent treatment, kita perlu untuk mengenali tanda-tanda yang menjadi indikasi umum seseorang yang akan menjalin hubungan itu bisa bersikap silent treatment. Beberapa hal yang menjadi tanda umumnya, yaitu seperti menghindari kontak mata, tidak menjawab pertanyaan atau pesan, menarik diri dari aktivitas bersama, dan menunjukkan sikap dingin, atau acuh tak acuh.

Sehingga, di sini penting untuk kita bisa membedakan, apakah pasangan kita itu bersikap silent treatment atau memang sedang membutuhkan waktu sendiri, untuk mengambil jarak sesaat agar hubungan itu berjalan dengan normal. Karena, mengambil waktu untuk diri sendiri dengan bersikap silent treatment itu adalah dua hal yang berbeda, karena bila waktu yang dibutuhkan terlalu lama, maka itu sebagai indikasi dari sikap silent treatment dengan tujuan untuk menghukum dan mengontrol pasangannya.

Nah, bagaimana cara mengatasi permasalahan silent treatment ini?

1. Membangun Pola Komunikasi yang Sehat

Yang mana, kedua belah pihak dalam hubungan tersebut perlu belajar untuk mulai membicarakan perasaan dan kebutuhan satu sama lain secara terbuka dan jujur agar tidak terjadi kesalahpahaman yang tidak dimengerti oleh satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun