Suatu ketika saat belanja perlengkapan dapur di minimarket, tak sengaja mata indah ini tertuju pada deretan bumbu masak. Pucuk di cinta ulam pun tiba. Saya mengambil salah satu produk AJINOMOTO yang dikemas dalam SAJIKU Bumbu Praktis Nasi Goreng Rasa Ayam. “Sekali-kali coba pakai bumbu praktis, mungkin rasanya lebih enak,” celetuk dalam hati.
Setibanya di rumah, pasukan sudah mulai menyerbu memberikan berbagai pertanyaan.
+ Mama bawa apa?
+ Mau masak apa, Ma?
+ Masak nasi goreng ya Ma.
+ Pakai telur sama ayam ya Ma.
Di tengah kelelahan, celotehku : “Enggak sekalian sama kandangnya digoreng?”. Mereka berdua hanya tertawa sambil memeluk. Di sinilah nikmatnya menjadi seorang Ibu, kehadirannya selalu dinantikan setiap saat.
Tiba-tiba suami tercinta membuka kantong plastik belanja. “Lho, kenapa beli SAJIKU? Ini kan produk AJINOMOTO? Kan ini enggak bagus buat kesehatan, apalagi untuk anak-anak?” Karena kelelahan tak sedikitpun mengeluarkan argumentasi.
Penasaran dengan perkataan sang suami, maka jari cantik ini mulai menari-nari di atas keyboard laptop untuk mencari tahu semua asal-usul sampai kepada isu produk AJINOMOTO berbahaya bagi kesehatan. Pasalnya, rumor ini memang sudah didengar semenjak saya masih duduk di bangku SD.
Dulu para orang tua bilang bahwa masakan enggak boleh pakai penyedap/mecin. Ekstrimnya beberapa orang tua langsung menyebutkan merk AJINOMOTO, karena dapat menghambat pertumbuhan anak, bahkan membuat kebodohan.
Tapi dipikir-pikir selama nge-kost di Jakarta saat kuliah dan bekerja, selama 10 tahun lebih makan di warteg. Hampir semua makanan warteg memakai penyedap/mecin. Toh, saya enggak bodoh-bodoh amat. IPK hasil kuliah juga masih diterima perusahaan-perusahaan ‘gede’ di Jakarta...ceile...