Kamang Magek, Agam. (03/08) -- Pandemi masih berlangsung, ada banyak adaptasi yang harus dijalani masyarakat, tidak terkecuali bagi mahasiswa, salah satunya KKN. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan program tahunan dimana mahasiwa dituntut untuk mengabdi kepada masyarakat. Tahun ini, tanpa mengurangi esensi Univerrsitas Diponegoro mencanangkan KKN dengan sistem pulang kampung, dimana mahasiswa diminta untuk mengabdi ke kampung halaman masing-masing untuk menghindari terciptanya kluster baru dimasa pandemi ini.
Tema KKN UNDIP tahun ini adalah mengusung tema Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi COVID-19 Berbasis Pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Menyikapi hal ini Anggit Ganang Pratikto, salah satu mahasiswa UNDIP dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik yang menjadi bagian dari TIM II KKN UNDIP turut serta dalam kegiatan KKN yang dilaksanakan di Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Program yang dilakukan oleh Anggit Ganang Pratikto yaitu tentang edukasi pemilihan sampah organik, anorganik dan kosmetik. Latar belakang pemilihan program ini karena di Kecamatan Kamang Magek, Agam belum terdapat TPA yang tersedia. Sehingga Kecamatan Magek, Agam mengirimkan sampah ke TPA yang ada di Payakumbuh. Kondisi TPA Payakumbuh sudah mengalami kelebihan muatan apabila situasi seperti ini terus berlanjut maka akan menjadi masalah kedepannya.Â
Sampah-sampah tersebut dapat menyebabkan penyakit, merusak ekosistem, bahkan turut mendatangkan bencana seperti banjir. Salah satu langkah utama dalam pengelolaan sampah adalah pemilahan. Sampah harus dipilah dan dibuang berdasarkan jenisnya agar pengelolaan sampah lebih mudah.
Pembagian 3 jenis sampah yaitu yang pertama sampah organik mencakup sampah-sampah alami seperti dedaunan, ranting pohon, dan sisa makanan. Sampah organik mudah terurai di alam.Â
Selain itu sampah organik juga dapat bermanfaat untuk bahan pembuatan pupuk kompos. Kemudian sampah anorganik dimana berbeda dengan sampah organik, bahan anorganik yang rata-rata merupakan benda yang diciptakan oleh mesin sangat sulit terurai. Bahkan sampah seperti plastik baru dapat terurai di tanah selama ratusan tahun, dan sebelum terurai plastik tersebut dapat turut merusak lingkungan.Â
Oleh karena itu, sampah anorganik harus dipisahkan dari jenis sampah lainnya dan didaur ulang. Terakhir yaitu sampah kosmetik yang mencakup bekas skincare atau produk perawatan wajah juga pecahan kaca, bahan-bahan kimia, dan benda berbahaya lainnya.