Mohon tunggu...
Anggita Wahyu Hapsari
Anggita Wahyu Hapsari Mohon Tunggu... Lainnya - Welcome, selamat membaca :)

Tidak bersuara namun mencintai dunia kata

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Terapi Menulis untuk Mengurangi Stres Remaja di Masa Pandemi Covid-19

19 Januari 2021   15:30 Diperbarui: 19 Januari 2021   15:37 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Oleh Anggita Wahyu Hapsari 

Pernah mendengar pepatah “bila lisanmu tak mampu bersuara, utarakan melalui kata mungkin sedikit mewakili“ jika tidak mungkin ini kali pertamanya. Pembahasan kali ini perihal stress di kalangan remaja. Pasti sudah tidak asing dengan “stress”. Semua manusia yang bermukim didunia ini pernah mengalami stress. Lantas apa saja penyebabnya stress, sebenarnya penyebab stres sendiri cukup beragam dan dampaknya juga beragam. Stres sendiri ada yang tergolong ringan, sedang hingga tinggi tergantung bagaimana pemicu stress tersebut mempengaruhi pikiran individu. Jadi, coba lihat diri anda dan ingat ingat apakah anda pernah bersua dengan stress dan cara apa yang anda lakukan untuk menanggulanginya ?

Berawal di bulan Maret 2020, ketika pemerintah mengumumkan bahwa Indonesia dihampiri oleh Virus Corona yang muncul dan mulai menyebar. Melihat situasi dan kondisi yang demikian, membuat pemerintah mengambil kebijakan tegas untuk memberlakukan aktivitas dan kegiatan dari rumah baik yang bekerja maupun sekolah. Kelak tahun 2020 akan menjadi sejarah bagi generasi kedepan. Sekolah, tempat wisata, tempat bermain dan tempat umum lainnya tutup dan dikosongkan. Banyak hal yang bisa dikatakan mengalami perubahan akibat munculnya virus ini.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa social distancing yaitu kegiatan menjaga jarak yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Hal ini tentu menimbulkan rasa kaget bagi masyarakat, baik dari anak-anak hingga dewasa. Salah satunya yang mengalami dampak adalah anak-anak sekolah atau disebut remaja. Pemberlakuan ini tentu menimbulkan efek bagi mereka akibat terlalu lama dirumah misalnya mengalami kejenuhan, merasa tertekan, uring-uringan, mudah marah dan masih banyak lagi. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa remaja dan didukung oleh beberapa penelitian terdahulu juga menyebutkan bahwa salah satu penyebab stress remaja dimasa pandemi adalah karena proses pembelajaran daring yang dianggap kurang efektif.

Remaja 

Masa remaja adalah suatu periode penting dalam rentang kehidupan, dimana terjadi perubahan, memasuki usia bermasalah, mencari identitas diri dan usia menyeramkan menuju kedewasaan. Menurut Krori (2011) perubahan yang penting pada masa remaja mencakup meningkatnya pengaruh teman sebaya, pola perilaku sosial yang lebih matang, pembuatan kelompok sosial yang baru serta munculnya nilai-nilai baru dalam memilh teman dan penerimaan sosial.

Menurut Hurlock (1990) masa remaja adalah masa dimana individu mengalami transisi atau peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang didalamnya terdapat kematangan baik secara mental, emosional, sosial serta fisik. Saat seorang individu memasuki masa remaja mereka akan merasa sudah mampu untuk berdiri sendiri dan tidak suka dianggap anak kecil namun lebih beranggapan bahwa mereka sejajar dengan orang dewasa.

Kepribadian seorang remaja terbentuk dari beberapa faktor salah satunya adalah lingkungan baik itu dirumah, sekolah maupun masyarakat. Usia remaja merupakan tahapan yang kritis, karena ketika memasuki masa ini individu dapat dikatakan sedang bersemi-seminya hingga muncul kiasan “masa remaja adalah masa yang paling indah dan tidak akan terulang kembal“. Jiwa muda remaja masih membara, berkobar semangatnya membuat jutaan rasa penasaran bersarang hebat dikepala dan mencari cara untuk mengekspresikannya kepada dunia.

Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Havighurst (Hurlock,1990) tugas perkembangan remaja meliputi :

  • Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku dimasyarakat
  • Mencapai peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, selaras dengan tuntutan sosial dan kultural masyarakat
  • Menerima kondisi fisik baik sebagai pria maupun wanita dan menggunakannya sesuai dengan kodratnya masing-masing
  • Menerima dan mencapai tingkah laku sosial di tengah masyarakat
  • Mencapai kebebasan emosional dari orang tua maupun orang disekitarnya dan mulai menajdi dirinya sendiri
  • Mulai mempersiapkan diri untuk masa depan sebagai bekal untuk kehidupan perekonomian
  • Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan dan kehidupan berkeluarga
  • Memperolah seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan mengembangkan ideologi

Stres

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun