Mohon tunggu...
Anggita Tyaswuri
Anggita Tyaswuri Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Dalam perjalanan menuju keabadian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jarak Generasi Cucu dengan Nenek dan Kakek

21 September 2021   11:45 Diperbarui: 21 September 2021   11:46 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mulai dilema ketika hari kelahiran semakin dekat karena perpisahan dengan anak yang masih piyik juga semakin dekat. Rasanya mulai ada keengganan jika anak ditinggal di tempat neneknya. Namun, kalau berpikir dengan rutinitas sekarang dan mengasuh anak rasanya juga tidak mampu dijalani keduanya bersamaan. Berbagai opsi mulai dilirik, seperti daycare, pengasuh, dll, tetapi entah mengapa lebih aman jika bersama neneknya. Begitulan realita kebanyakan ibu berkarir. Rasanya ingin resign sebentar hingga anak bisa ditinggal, tapi juga bukan pilihan yang tepat untuk saat ini. 

Teringat kembali obrolan sebelum sholat jamaah dengan saudara yang anaknya dititipkan di kampung tempat neneknya tinggal. Pilihan meninggalkan anak di kampung sepertinya menjadi pilihan terakhir ketika pandemi datang. Daycare sementara tidak ada kegiatan dan pengasuh yang biasanya kebetulan mengurus cucunya sendiri. Ayah dan ibunya juga bekerja full time, sehingga menitipkan anak pada neneknya menjadi pilihan yang paling memungkinkan. Berat memang, tapi harus dijalani. 

Terhitung sudah hampir 2 tahun sejak awal tahun lalu sang anak dititipkan. Sesekali orang tuanya berkunjung melihat anaknya, bermain bersama menghabiskan waktu yang terbuang selama berjauhan.  Mungkin tidak ideal, tapi pilihan itu menjadi hal yang paling memungkinkan meskipun bayarannya sedikit besar. Ayah dan ibunya tentu tidak bisa setiap hari mengawasi perkembangan psikologis anak. Tentunya akan berbeda ketika bercengkrama melalui media sosial dengan bertemu langsung. Ada energi yang tidak dapat disalurkan melalui media sosial.

Salah satu hal yang dipermasalahkan ketika jauh adalah kepengasuhan yang tidak sesuai dengan zamannya. Nenek atau kakek tentunya akan berbeda dengan orang tua kandung. Adanya perbedaan umur dapat mempengaruhi pola pengasuhan sang anak meskipun tidak mutlak. Ada yang berpikiran bahwa kasihan jika nenek atau kakek sudah seharusnya menikmati masa tua saja tanpa dibebani pengasuhan cucu. Benar memang, umur yang tidak lagi muda akan mempengaruhi energi dan kemauan untuk belajar lagi. Walau sekali tidak mutlak. 

Nenek atau kakek biasanya tidak selalu update dengan kondisi terkini. Pengasuhan zaman dahulu yang mengedepankan kepatuhan tentunya berbeda dengan pengasuhan saat ini yang cenderung lebih membebaskan anak untuk mengeksplorasi. Terkadang nenek atau kakek mengasuh berdasarkan pengalaman mengasuh anak sebelumnya. Gaya kepengasuhan yang mereka terapkan terkadang tidak sesuai dengan tumbuh kembang anak. Setiap anak jelas diciptakan dengan karakter bawaan yang berbeda dan ini terkadang tidak disadari oleh nenek atau kakek. Namun, hal itu bukan berarti nenek atau kakek salah. 

Tentunya nenek atau kakek memiliki energi yang lebih terbatas jika dibandingkan dengan orang tua kandung. Untuk mengikuti perkembangan saat ini juga diperlukan energi yang besar karena adanya perubahan yang cepat. Dengan energi yang lebih sedikit, biasanya para nenek dan kakek lebih memilih pola pengasuhan yang mereka ketahui dulu. Stimulasi yang akan diberikan pun mungkin tidak sesuai dengan zamannya nanti. Padahal jika kita renungkan, pengasuhan saat masih kecil relatif akan tertanam lebih lama dan lebih mampu membentuk karakternya di masa depan. 

Kembali ke obrolan sebelum sholat, salah satu hal yang disayangkan oleh pengasuhan anaknya adalah ketakutan anaknya untuk mengeksplorasi sekitar. Ketakukan untuk mencoba hal baru terlihat pada anak tersebut. Orang tuanya mengatakan memang ada keterlambatan pertumbuhan pada anak mereka. Hingga akhirnya diambil keputusan untuk memasukkan ke daycare di tempat nenek atau kakeknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun