Mohon tunggu...
Anggita Retnawati
Anggita Retnawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Jika seorang mencari ilmu, maka itu akan tampak di wajah, tangan, dan lidahnya serta dalam kerendahan hatinya kepada Allah." - Hasan al-Bashri

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Bijak dalam Bermedia Sosial

27 Februari 2021   10:49 Diperbarui: 27 Februari 2021   10:57 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman dirasa sudah semakin jauh berkembang di era sekarang ini. Seluruh dunia merasakan adanya arus globalisasi yang kuat, adanya globalisasi menciptakan banyak perubahan, yang paling kita rasakan adalah adanya internet. Internet adalah sebuah jaringan besar yang menghubungkan jaringan-jaringan lain dari komputer di seluruh dunia.

Kita begitu mudah mengakses internet hanya dengan menggunakan ponsel, karena kemudahan itulah internet banyak dimanfaatkan masyarakat di era milenial ini. Kemudahan mengakses internet ini bukan hanya dirasakan oleh generasi milenial saja, orang tuapun sekarang dengan mudah mengakses segala macam jenis media sosial. Dengan adanya media sosial kita lebih mudah berkomunikasi dengan seseorang yang jauh akan terasa dekat dan bahkan kita bisa mengenal orang banyak walaupun belum pernah bertemu.

Aplikasi sosial media yang sedang populer seperti facebook, twitter, Instagram, tiktok dan lainya banyak menghasilkan konten dari yang bermanfaat bahkan ada yang tidak bermanfaat. Sebagai manusia yang berakal, kita tentunya bisa bersikap bijak, cerdas dalam memanfaatkan media sosial agar mendapatkan pengetahuan yang positif. Artinya kita tidak boleh mengatakan hal yang kurang pantas, apalagi dengan orang yang tidak kita kenal. Karena jika hal itu terjadi kita tidak pernah tahu siapa yang akan membaca tulisan itu, dan jika itu menyinggung mereka, maka kita juga akan terkena dampak negatif atas ulah kita sendiri. Apalagi zaman sekarang sudah ada undang-undang mengenai UU ITE.

Tetapi dilansir dari detikcom, netizen Indonesia menjadi negara yang tidak sopan se-Asia Tenggara dalam menggunakan media sosial, hal ini hasil survei dari Digital Civility Index 2020 yang dilakukan oleh Mircosoft. Indonesia menempati ranking ke-29 dari 32 negara dan menjadi posisi terbawah di Asia Tenggara. Risiko terbesar netizen Indonesia adalah hoax dan penipuan yang naik menjadi 13%, ujaran kebencian naik 5%, dan diskriminasi turun 2%.

Mengetahui ada pemberitaan tersebut netizen Indonesia langsung berbondong-bondong menyerang kolom komentar diakun Instagram Microsoft, mereka melontarkan perkataan yang tidak pantas dikolom komentar Microsoft. Hal ini menyebabkan Microsoft terpaksa menutup kolom komentar diakun Instagramnya. Hal ini bisa dilihat netizen Indonesia tidak mempunyai etika yang baik dalam bermedia sosial.

Dapat diketahui dari hasil survei tersebut netizen Indonesia mudah terpengaruh berita hoax, yang berarti kebanyakan netizen ini hanya menerima mentah-mentah berita yang belum tentu diketahui kebenarannya. Padahal merujuk pada UU ITE pasal 45E ayat (1) akan memidana orang yang menyebarkan berita bohong dengan sengaja.

Kita bisa terjerat pasal bila tidak menggunakan media sosial secara bijak dengan cara menjaga ketikan dan jari kita sendiri. Selain merugikan diri kita sendiri, tentunya ketikan yang buruk itu juga bisa merugikan orang lain. Bila seseorang itu membaca tulisan buruk tentang dirinya, maka ia juga akan stres, merasa bersalah, takut dan parahnya ia juga bisa menjadi depresi. Tak jarang beberapa publik figur yang kita tahu juga mengalami depresi hingga bunuh diri karena diserang beberapa netizen di kolom komentar media sosialnya padahal mereka tidak saling mengenal.

Etika bukan hanya diperlukan dalam kehidupan nyata melainkan di kehidupan maya juga kita harus memperhatikan etika yang baik. Contoh beretika yang baik di dunia maya yaitu berkomentar dengan bahasa yang sopan dan bijak, tidak menyebarkan hoax, tidak menyebarkan ujaran kebencian, dan lain sebagainya.

Lalu kita harus cerdas menggunakan media sosial, karena akan banyak juga penipuan di media sosial yang kita temui. Mulai dari online shop, penipuan investasi, dan banyak lagi modus penipuan di media sosial. Parahnya lagi, terkadang si korban tidak sadar bila sedang ditipu oleh pelaku. Maka dari itu kita perlu hati-hati dengan orang asing yang tidak pernah kita temui di dunia nyata.

Pelaku penipuan biasanya akan menyamar menjadi orang lain untuk mengelabuhi korban. Mereka akan memulai obrolan dengan manis, atau bahkan ramah seolah sudah lama saling mengenal. Kita tentunya tidak perlu menanggapi hal itu, bila kita sudah terganggu dengan adanya orang asing, kita bisa memblokirnya dari sosial media kita.

Kita juga perlu membentengi diri sendiri supaya tidak terpengaruh oleh orang lain di sosial media dan berakibat menjadi bomerang untuk diri kita sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun