Mohon tunggu...
Anggita Rahmi Hafsari
Anggita Rahmi Hafsari Mohon Tunggu... Dosen - Manfaatkan Lima Perkara Sebelum Lima Perkara

Seorang Dosen yang seneng mambaca, menulis buku dan puisi serta motret

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku "Reposisi, Redefinisi dan Reaktualisasai Model Baru Integrasi Keilmuan Dalam Membangun Kedewasaan Beragama"

17 Mei 2021   22:31 Diperbarui: 17 Mei 2021   23:09 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reposisi, Redefinisi dan Reaktualisasi Model Baru Integrasi Keilmuan Dalam Membangun Kedewasaan Beragama/dokpri

Di Hari Buku Nasional ini saya mau review satu buku yang  baru banget terbit, judulnya Reposisi, Redefinisi dan Reaktualisasi Model Baru Integrasi Keilmuan Dalam Membangun Kedewasaan Beragama. Penulis buku ini adalah 33 Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri dari seluruh Indonesia. Buku ini tebalnya 748 halaman dan berukuran 15 x 23 cm dan diberi pengantar oleh Menteri Agama RI yaitu H. Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Forum Pimpinan PTKIN Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM beliau merupakan Rektor IAIN Jember. 

Buku dibagi ke dalam tiga bagian, dimana bagian pertama menjelaskan tentang Model Baru Integrasi Agama dan Sains, bagian kedua tentang Integrasi Keilmuan Pada Kebijakan PTKIN Dalam Menumbuhkan Kedewasaan Beragama, dan bab terakhir adalah tentang Moderasi Sebagai Paradigma Beragama Di Era Disrupsi. Kontributor buku ini adalah seluruh rektor di lingkungan PTKIN Kemetrian Agama RI yang masing-masing memberikan gagasan sesuai dengan tiga topik besar dalam buku ini.

Bab satu dari buku ini yaitu tentang Model Baru Integrasi Agama dan Sains dibuka dengan topik Menopang jembatan Retak : Relasi Keberagaman, Kebangsaan, dan Keilmuan Menurut Yaqut Cholol Qoumas yang ditulis oleh Rektor UIN Alauddin Makassar Hamdan Juhannis. Buat orang awam seperti saya bagian ini adalah bagian ini penting karena bagian ini seperti kotak pandora yang menjadi jalan untuk masuk dan memahami semua inti tulisan para rektor. Bagian ini dimulai dengan menjelaskan perjalanan Pak Menteri dari mulai dilantik dan pengalaman organisasi apa saja yang pernah beliau ikuti yang menurut penulis pengalaman ini menjadi salah satu pembentuk pola pikir Pak Menteri, kemudian alasan kenapa bisa muncul orang-orang radikal beserta alasan, contoh juga solusi terbaru yang berbeda daripada sebelumnya, serta bagaimana pemikiran beliau tentang pendidikan dan lembaga pendidikan di masa yang akan datang yang menurut saya ini baru dan bagus. Dari berbagai pemikiran beliau ini dapat dirangkum menjadi empat pemikiran besar yang pertama yaitu Pendidikan sebagai Elan Vital, Madrasah dan PTKIN sebagai Inkubator Moderasi, Cyber islamic University : Sebuah Perlawanan, Agama Sebagai Inspirasi. Keempatnya memiliki benang merah yaitu sama-sama ingin mengurangi pemikiran dan sikap radikalisme pada anak-anak hingga mahasiswa dari mulai pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi dan meningkatkan sikap moderat dan toleran karena sesuai dengan cita-cita dan semangat bangsa Indonesia. 

Oya karena saya dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung maka saya langsung membaca bagian yang Rektor kami Prof. Dr. Mahmud, M.Si tulis, judulnya Kenapa dan Bagaimana Integrasi Agama-Sains. Judul ini terletak di bab 1 dan beliau menuliskan mulai dari siapa yang banyak menggiatkan integrasi agama dan sains yaitu para penggiat keagamaan terutama aliran agama modern. Kemudian beliau menuliskan juga alasan kenapa agama dan sains harus berjalan beringan, sejarah konflik agama dan sains di masa lalu, dan karakteristik agama dan Sains dimana Agama menyentuh emosi dan jiwa sedangkan sains menyentuh sisi rasionalitas manusia. Menurut beliau adanya integrasi agama dan sains ini diharapkan dapat mentiadakan superioritas dan inferioritas pengetahuan di dunia sains. Menurut beliau juga agama dan sains hendaknya berjalan beriringan yang dapat menciptakan kemashlahatan dunia dan media untuk menyelesaikan permalahana umat manusia. 

Masih tentang Integrasi Agama-Sains ya, bagian ini menarik karena Pa Rektor menawarkan konsep integrasi agama dan sains yang sebagian bahan analisanya menggunakan konsep  WMI yaitu Wahyu memandu Ilmu yang dapat dibagi menjadi tiga yaitu integrasi kultur, integrasi struktur dan integrasi substansi. Pada masing-masing bagian beliau menjelaskan secara rinci apa maksud istilah tersebut dan contoh mudah agar kita mengerti maksud apa yang dijelaskan. Di paragraf tereakhir beliau menjelaskan kebijakan apa saja yang dilakukan oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam usaha untuk mengintegrasikan islam-pengetahuan dengan enam langkah antara lain; Pertama menghubungkan secara organis semua disiplin ilmu pada landasarn keislaman. Kedua menghubungkan integral di atara disiplin ilmu. Ketiga penautan secara holistik semua disiplin ilmu dalam rangka mencapai tujuan nasional. Keempat, penyatuan antara ayat-atyat quraniyyah dan kauniyah dalam satu tarikan afas pengetahuan. Kelima pengembangan dan prosesing semua disiplin pengetahuan agama atau non agam, melalui penalaran akademik atau sistem ilmiah. Keenam pengintegrasian wawasan keislaman, kemoderenan, dan keindonesiaa sebagai orientasi pengembangan akademik setiap disiplin ilmu. 

Semua bab yaitu bab satu, dua dan tiga isinya bagus ya karena kita bisa belajar bagaimana  pola pikir para pimpinan PTKIN di seluruh Indonesia pada masing-masing topik yang mereka tulis. Buku ini saya rekomendasikan untuk semua kalangan terutama dosen, mahasiswa, peneliti, penggiat LSM dan siapapun yang tertarik tentang integrasi keilmuan karena bahasannya memang berkaitan dengan semua lini kehidupan. Buku ini juga menjadi contoh baik kepada para dosen, mahasiswa dan alumni PTKIN bahwa kesibukan tidak menghalangi produktivitas dalam berkarya dengan menulis. 

Bandung, 17 Mei 2021

Anggita Rahmi Hafsari

Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selamat Hari Buku Nasional

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun