Mohon tunggu...
Anggita Rahmi Hafsari
Anggita Rahmi Hafsari Mohon Tunggu... Dosen - Manfaatkan Lima Perkara Sebelum Lima Perkara

Seorang Dosen yang seneng mambaca, menulis buku dan puisi serta motret

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lebaran 2021: Menutup Perbatasan-Membuka Kreativitas

14 Mei 2021   17:01 Diperbarui: 14 Mei 2021   17:04 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Satgas Covid-19

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama menetapkan 1 Syawal 1442 Hijriah jatuh pada 13 Mei 2021. Ketatapan tersebut diputusakan melalui sidang isbath yang dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2021.

Kita coba flash back ke belakang dimana pada pemerintah melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengeluarkan Surat Adendum Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021 mengenai Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) selama Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah. Penulis mencoba untuk menelusuri jumlah total penderita Covid-19 di negara Indonesia selama setahun ini dan memang masih tinggi. Total jumlah penderita covid-19 di Indonesia pada bulan april 2021 adalah sekitar 1,6 juta kasus dengan penambahan kasus sekitar 4000-5000 kasus setiap harinya (www.worldometers.info). Data penambahan Covid-19 yang masih tinggi tersebut membuat Indonesia berada di urutan 18 sebagai negara dengan jumlah penderita dan kematian akibat Covid-19. 

Di sisi lain, pemerintahan negara India melakukan pelonggaran aturan pembatasan di awal Maret 2021 yang memicu timbulnya gelombang kedua infeksi di negara tersebut. Tercatat pada tanggal 15 April terdapat penambahan jumlah kasus infeksi baru harian di India dai 93 000 kasus di awal tahun menjadi sebesar 200.000 kasus. Jumlah kasus baru infeksi virus corona di India mencapai puncaknya pada pekan ini 22 April 2021 yaitu sebesar 310.000 kasus. Virus di India saat diteliti merupakan jenis virus baru yaitu virus corona B1617 yang penyebarannya lebih cepat dibandingkan dengan virus corona yang ditemukan pertama kali di Wuhan. Sehingga kejadian ini membuat semua negara melarang warga India untuk masuk ke negaranya masing-masing.

Memang pilihan yang berat bagi pemerintah untuk mengeluarkan SE larangan mudik yang tidak populis tersebut karena mudik adalah suatu kebiasaaan rakyat Indonesia yang sudah menjadi kebiasaaan selama bertahun-tahun dan dilakukan turun temurun. Namun demi menurunkan jumlah total penderita Covid-19 di Indonesia, aturan ini memang harus dikeluarkan. Aturan pemerintah ini diperkuat dengan pengawasan ketat para pemudik pada 333 titik cek poin atau titik pemeriksaan dan posko penyekatan yang tersebar dari Lampung hingga Bali oleh Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri. 

Menurut pantauan penulis dari media sosial dan pantauan langsung di beberapa cek poin yang ada di pintu keluar tol pasteur dan buah batu. Penulis melihat bahwa banyak sekali pemudik yang sudah sampai di kota tujuan dengan menggunakan mobil dan motor, dihalau balik oleh petugas kepolisian sehingga tidak bisa masuk ke daerah yang dituju hingga banyak sekali warganet yang membagikan video para pemudik yang menangis karena tidak berhasil melewati posko penyekatan tersebut di Tiktok, Twitter, Whatssapp dan Instagram. Begitupun cek poin yang ada di pintu keluar tol pasteur dan buah batu, penulis melihat polisi menghalau mobil-mobil dengan plat nomor selai D untuk menepi dan diminta menunjukkan kelengkapan surat-surat. 

Alhasil kondisi lalu lintas Bandung yang biasanya padat di hari pertama dan kedua lebaran, di tahun ini kondisinya lenggang sekali, memang di titik tertentu sedikit padat, namun tidak ada kemacetan panjang yang biasa terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Larangan mudik pemerintah dan ketatnya penjagaan polri di semua titik berhasil menekan jumlah pemudik di semua daerah di Indonesia. Penulis pun sudah tidak melihat adanya bus dan elf di jalan raya.

Penulis mengamati banyak warganet yang tidak bisa mudik tersebut memanfaatkan media digital untuk menyampaikan rasa rindu ingin bertemu dengan bertemu secara online dengan video call, zoom meeting atau membuat foto yang dihiasai dengan twibbon yang dikeluarkan oleh instansi tempat dia bekerja/kuliah/sekolah, kelompok-kelompok pengajian, organisasi kemasyarakatan, atau bahkan pengurus RT/RW dari suatu perumahan tertentu. Selain foto juga banyak warganet membuat konten video dengan kalimat dengan berbagai ekspresi. Foto dan Video ini umumnya dishare disemua platform digital seperti facebook, Instagram, Twitter Youtube dan juga Whatsaap.

Dalam pandangan penulis, lebaran taun ini di satu sisi memang menutup perbatasan wilayah namun ternyata membuka kreativitas penduduk Indonesia yang selama ini tersebunyi. 

Selamat Lebaran Buat Semua Mohon Maaf Lahir dan Batin

Anggita Rahmi Hafsari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun