Mohon tunggu...
Anggita Rahmi Hafsari
Anggita Rahmi Hafsari Mohon Tunggu... Dosen - Manfaatkan Lima Perkara Sebelum Lima Perkara

Seorang Dosen yang seneng mambaca, menulis buku dan puisi serta motret

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PISA 2018 dan Apa yang Bisa Kita Lakukan

8 Desember 2019   08:19 Diperbarui: 8 Desember 2019   08:27 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PISA (Programme for International Student Assessment) adalah salah satu Program dari OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development, yang bertujuan untuk Menilai siswa internasional pada apa saja yang diketahui dalam membaca, matematika dan sains, dan apa yang dapat mereka lakukan dengan apa yang mereka ketahui.

Penilaian PISA itu sendiri memberikan penilaian internasional yang paling komprehensif dan ketat tentang learning outcomes (hasil belajar) siswa hingga saat ini. Hasil dari PISA menunjukkan kualitas dan kesetaraan hasil pembelajaran yang diperoleh di seluruh dunia, dan memungkinkan pendidik dan pembuat kebijakan untuk belajar dari kebijakan dan praktik yang diterapkan di negara lain.


Dan sungguh hasil penelitian PISA 2018 ini membuat saya gusar. Kenapa?

Karena hasil PISA 2018 itu artinya merupakan hasil learning outcomes (hasil belajar) dari kurikulum yang diterapkan pada sekolah2 di manapun di dunia, termasuk Indonesia; dan itu masih digunakan oleh anak saya yang sedang sekolah di sekolah dasar.

Saya penasaran, apa sebetulnya yang menjadi dasar penilaian dari PISA, ternyata tidak sesimple kemampuan Membaca, Matematika dan Sains (aja). Tidak sesimple itu. Ternyata yang dinilai adalah kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah/melakukan sesuatu dengan apa yang mereka ketahui.

Dalam penilaian PISA, diperiksa apakah siswa dapat mereproduksi apa yang telah mereka pelajari di sekolah. Nah untuk dapat melakukannya dengan baik, siswa harus dapat memperkirakan dari apa yang mereka miliki, dapat berpikir dengan memecah batasan dan menghubungkan berbagai pengetahuan yang mereka miliki dari berbagai disiplin ilmu yang telah mereka pelajari, menerapkan pengetahuan mereka secara kreatif dalam situasi baru dan menunjukkan strategi pembelajaran yang efektif.

Dan itu sungguh tidak akan didapat dengan instan dan susah juga dimanipulasi.
Solusi Apa Yang Bisa Kita Lakukan

Saya bukan orang yang masuk dalam bidang kebijakan dan teknis pendidikan dasar di Indonesia. Saya, sama dengan orang kebanyakan di Indonesia, adalah orang tua yang memiliki anak yang sedang sekolah di sekolah dasar, tapi jumlahnya kita itu lebih besar daripada yang berkecimpung, bukan?

So we can do something

Berdiam diri sudah ga bisa dilakukan lah,masuk ke ranah kebijakan dan teknis agak susah ya; hasil PISA sudah harus menjadi pertimbangan orang tua untuk segera melakukan sesuatu, seperti :
1. Jadilah orang tua yang sadar kalo anda ini adalah figur yang akan dicontoh anak-anak
2. Jadilah orang tua yang sadar kalo anak itu selalu meniru apa yang dilakukan orang tuanya
3. Jadilah orang tua pembelajar
4. Jadilah orang tua yang suka membaca
5. Jadilah orang tua yang tega sama anak (yang kalo anak nanya tidak dikasih tau langsung, tapi biarkan anak kita mau mancari sendiri dulu jawabannya).
6. Para orang tua pasti tau sendiri kegiatan apa saja yang cocok untuk anaknya.

But beyond itu semua, selalu doakan anak kita dan lakukan semua kegiatan itu dengan kasih sayang agar hati anak kita terambil dan dapat kita ajari dengan mudah jika ajak belajar dan berfikir.
Semoga langkah kecil yang kita lakukan dapat mengubah kemampuan akademisi anak Indonesia dari low level rank ke high level rank, sebelum mengubah mereka kita ubah dulu diri kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun