Mohon tunggu...
Teresa Wening
Teresa Wening Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Aku Harus Membayar Pajak

20 November 2017   20:04 Diperbarui: 20 November 2017   20:23 1706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Negara kita, Indonesia menerapkan kebijakan pajak sebagai pendapatan utama negara sejak jaman dahulu. Negara bagaikan sebuah rumah tangga yang super besar dengan anggota super banyak dan kebutuhan yang membludak. Maka untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan, wajiblah membayar pajak.

Sistem pajak sudah ada dari sebelum Indonesia merdeka dan memiliki pemerintahan sendiri. Romawi pun sudah menggunakan sistem pajak ini sejak dulu. Mengapa sistem pajak ini bertahan sampai hari ini? Tentu saja karena sistem ini dianggap baik dan efisien bagi pembangunan sebuah komunitas yang salah satu contohnya adalah negara kita.

Dana yang ditarik lewat pajak digunakan untuk kepentingan khalayak umum, yang tentu saja bisa kita nikmati bersama. Pajak -- pajak ini digunakan untuk pembangunan dan perawatan sarana prasarana umum. Jalan yang setiap hari kita lewati merupakan hasil dari iuran kita bersama untuk membangun negara ini menjadi lebih baik lagi, bayangkan saja jika jalan dibuat atas dana pribadi suatu kelompok. 

Setiap kali kita lewat jalan tersebut pasti akan ditarik biaya yang lebih besar daripada jumlah yang kita keluarkan untuk membayar pajak, belum lagi kita tidak lewat jalan tersebut sekali duakali saja dalam hidup, tapi setiap hari. Belum lagi sarana -- sarana kecil yang nampak sepele namun sangat membantu kita, contohnya saja lampu jalan yang ketika itu ada kita tidak begitu peduli, namun jika benda itu hilang kita mengeluh dan marah -- marah. Siapa lagi yang membelinya kalo bukan dinas perhubungan kota? Tentu dengan hasil iuran kita yang keuntungannya juga untuk kita.

Negara merupakan sebuah rumah tangga yang sangat besar dengan anggota yang super banyak dan kebutuhan yang tak terbayangkan. Saya kira pajak yang ditarik oleh pemerintah tidak begitu banyak mengingat masyarakat kita, termasuk saya yang suka meminta aneh -- aneh kepada pemerintah tapi tidak mau bergerak.

Di lingkungan masyarakat yang kecil seperti RT dan RW saja kita sangat tergantung dari iuran bulanan kita. Bayangkan saja, sebulan kita tidak mau membayar iuran sampah, apa yang akan terjadi pada lingkungan rumah kita, pasti kumuh dan penuh penyakit. Dalam kehidupan bernegara, sering kali untuk membayar Ppn yang hanya 10% saja, yang kenikmatannya langsung kita rasakan saja kita mengeluh dan protes mengapa begitu banyak yang harus kita bayar. Apalagi dengan kondisi jalan yang berlubang, padahal kita sendiri tidak mau membayar pajak, malah menyalahkan pemerintah saja bisanya.

Kondisi tersebut diperparah dengan banyaknya petinggi negara yang KKN sehingga rakyat kehilangan kepercayaan pada pemerintahan. Semakin sedikit saja masyarakat yang mau membayar pajak. Supaya tidak semakin parah harus kita cegah sejak dini, dari palinglangkah paling sederhana yaitu dengan tidak mencontek.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun