Pada era digital terutama di generasi milenial jaman sekarang, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak yang sangat besar karena untuk mendengar berbagai informasi dari manapun, kita tidak perlu susah lagi untuk mencari atau menunggu tersebarnya koran ke berbagai rumah, sama halnya dengan Pendidikan.
Di era digital jaman sekarang, pendidikan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Salah satu perhatian pendidikan yang menjadi perioritas untuk ditingkatkan adalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas literasi pembelajaran. Upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tersebut adalah dengan mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada pembelajar. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, upaya peningkatan kualitas literasi pembelajaran dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi tersebut dalam suatu sistem yang dikenal dengan media pembelajaran digital.
Media literasi pembelajaran berteknologi digital merupakan media yang canggih atau memenuhi kebaruan (novelty) yang biasanya akrab dengan peserta didik. Peserta didik kita merupakan generasi yang terbiasa dengan teknologi digital (digital native). Hal ini adalah suatu kewajaran karena setiap generasi memiliki karakteristiknya tersendiri sesuai zamannya.
Apalagi di masa pandemic seperti ini masih ada sekolah yang melakukan kegiatannya pembelajarannya secara daring. Sama halnya dengan Sekolah Dasar di SDN Ciganitri 2 pun masih melakukan kegiatan pembelajarannya secara daring atau virtual.
Seperti kegiatan atau pemberian tugas pun kebanyakan beberapa guru di sekolah ini memberikan tugas melalui aplikasi WhatsApp atau membuat materi melalui video yang sudah di edit.
Manfaat menggunakan media berteknologi digital dalam pendidikan dapat memperkenalkan ruang kelas pada peluang dan sumber daya yang mungkin peserta didik tidak dapat akses. Contoh sumber daya teknologi yang dapat digunakan untuk terlibat dan mendidik di kelas adalah klip video, game edukasi, dan simulasi virtual.
Tetapi masih ada beberapa guru yang masih tidak mengerti cara mengedit video untuk membuat materi melalui video edit, dan masih kebanyakan dari mereka mengambil materi video melalui youtube dan ada pula meminta bantuan kepada kerabatnya yang mengerti.
Namun keadaan belajar daring pun tidak selalu memberikan dampak yang bagus, salah satunya adalah saat mewawancarai salah satu guru disekolah tersebut pun beliau menjelaskan mereka jarang melakukan zoom meet, gmeet atau video call di app whatsapp, alesannya pun karena masih ada beberapa orang tua murid mengeluh karena kuota dan sinyal. Jadi system pemberian tugas yang mereka lakukan adalah hanya mengcapture soal foto dan di berikan kepada grup kelas lalu mereka menerangkan melalui rekam suara.
Dan kadang mereka melakukan sesi pertemuan terutama untuk kelas 1 dan 2 yang hanya bisa di hadiri 1 murid dan 1 perwakilan orang tua saja alesannya pun karena masih ada beberapa murid yang tidak bisa baca atau berhitung karena masalah kesibukan yang dimiiliki orang tuanya membuat mereka tidak bisa mengajari anaknya tersebut.
